Pernahkah anda melakukan dosa yang teramat besar ? Ketika anda menatap wajah anda di hadapan cermin , anda merasa melihat seorang pendosa yang hina dan tidak pantas lagi menjadi seorang manusia bahkan untuk sebutan binatang sekalipun.
Tapi apakah Tuhan pernah melaknati hambanya dengan laknat yang teramat kejam ?Apakah Tuhan meninggalkan hambanya ketika hambanya berlumur dosa ?Apakah Tuhan tidak akan memberikan ampunan kepada kita atas dosa yang kita lakukan ?
Saya kira tidak demikian
Sejauh apapun kita berlari , kita masih tetap berada pada garis yang Ia tentukan ,Ialah Dzat yang selalu menjanjikan pengampunan dan tiada orang yang paling lemah selain mereka yang menyerah pada dosa mereka.
Mengutip dari Jallaludin Rumi , bahwa pada hakekatnya tak satupun maklhuk di bumi yang tak luput dari kesalahan.Namun Tuhan selalu memberikan mereka alasan untuk kembali ke pangkuannya.Alasan untuk kembali memulai lembaran baru kehidupan dan alasan untuk menjadi lebih baik.
Surga bukanlah tujuan utama manusia , bentuk kenikmatan surga hanyalah simbol betapa Tuhan akan melimpahkan Rakhmat-Nya bagi hambanya yang setia bersujud di hadapan-Nya.Surga seharusnya bukan alasan kita menyembah ataupun menyebut nama-Nya di siang dan malam hari.Surga bukanlah tempat yang semestinya kita idam-idamkan dalam hati , karena selalu ada tempat lain di sisi-Nya yang tidak akan bisa kita ukur dengan apapun , tidak terkecuali surga itu sendiri.Mereka yang meneriakkan tangis penyesalan karena enggan menjadi penghuni neraka harusnya menjadi golongan manusia yang teramat Munafik karena jika neraka itu tidak pernah ada mereka bahkan tidak sudi melihat Tuhannya.Betapa bijaknya manusia yang mau menyembah Tuhannya hanya semata-mata atas dasar sebuah keikhlasan dan sebuah pengabdian kepada Tuhan yang telah menciptakannya dari ketiadaan.
Pengampunan demi pengampunan dari Tuhan bukan bertujuan untuk membawa manusia mengejar surga ataupun menjauhi neraka-Nya .Ampunan dari Illahi semata-mata agar manusia menjadi lebih mendekatkan diri dengan tanpa mengharapkan Surga sebagai tolak ukur ataupun tarekatnya.Karena jika surga atau neraka itu dilenyapkan maka mereka pun akan menjadi pembangkang yang tidak pernah merasa puas atas hidup yang telah diberikan.Manusia pada dasarnya tidak hanya mengejar kesenangan dengan kesenangan , tetapi juga menjauhi keburukan dengan keburukan yang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H