Mohon tunggu...
Ahmad Rizal
Ahmad Rizal Mohon Tunggu... Perawat - Menjadi insan yang bermanfaat bagi yang lainnya.

Ahmad Rizal unit Transfusi darah PMI kabupaten sumbawa.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Nakes Pun Kecanduan Rokok!

25 Juni 2020   17:12 Diperbarui: 25 Juni 2020   17:08 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Jumlah perokok di indonesia meningkat tiap tahunnya. Mulai dari kalangan anak-anak, dewasa, hingga yang tua. Tidak heran, rokok seperti sebuah alat sihir yang mampu membuat orang lupa akan bahaya dan dampak buruk lainnya. Tidak terkecuali mereka yang awam akan bahanya, tenaga kesehatan saja yang jelas-jelas tau dampak buruknya masih saja terpedaya oleh rokok.

Padahal, mereka selaku tenaga kesehatan harus memiliki sikap yang baik yaitu menjadi role model bagi masyarakat. Sama halnya, seperti seorang ayah yang menasehati anaknya jangan berbuat yang tidak baik tapi ia sendiri melakukannya. Yang ada anda akan gagal menjadi sosok ayah yang baik di mata sang anak. Seperti perkataan aa gym pula dalam sebuah ceramahnya “Lebih baik berhenti menjadi guru jika masih merokok, murid perlu teladan yang baik.

Jadi dapat disimpulkan, bahwa rokok tidak dapat memberikan manfaat apapun untuk kita. Justru sebaliknya, akan mendatangkan kerugian tidak hanya bagi diri sendiri tapi untuk orang lain juga. Sangat di sayangkan, jika ada tenaga kesehatan yang mengatakan “tidak merokok mati, merokok juga mati. Lebih baik merokok sampai mati”. Menurut saya ini adalah kesalahan fatal.

Kita dibekali ilmu semenjak duduk dibangku kuliah. Agar ilmu itu kita bisa aplikasikan dengan baik kepada masyarakat. Permasalahnya bukan karena merokok mati, tidak merokok juga mati lalu merokok saja sampai mati. Tetapi, kita sebagai nakes punya peran besar untuk menyadarkan masyarakat. Betapa banyak anak anak bangsa ini yang awalnya hanya merokok kemudian terlibat kasus narkoba.

Sedikit ingin cerita pengalaman pribadi, waktu itu awal perkuliahan kami diberikan kuliah umum dengan pemateri dari dinkes setempat. Temanya adalah, “BAHAYA ROKOK BAGI KESEHATAN".

Saya yang saat itu menyandang gelar maba (mahasiswa baru), menyimak  materi demi materi yang di sampaikan. Hingga sesi tanya jawab berakhir dan ada istrirahat sejenak. Saya izin ke toilet, tiba tiba saja saya kaget dibuatnya. Orang yang saya lihat tadinya menyampaikan materi bahaya merokok malah sedang asyik menghisap batang demi batang. Fenomena yang membuat saya sedikit terheran heran.

Jika kita membuat data, berapa banyak para nakes yang saat ini kecanduan rokok?
Tentu sangat banyak jumlahnya, dan yang aneh mereka tahu bahayanya tapi masih saja melakukannya. Bahkan sehari-hari mereka melihat pasien yang kesakitan akibat rokok. Tapi tidak ada takut-takutnya. Kalau kata bang rhoma, “sungguh terlaalu".

Saya pribadi menasehatkan kepada rekan sejawat. Saatnya anda berhenti merokok, masyarakat perlu teladan yang baik. Kasus kematian akibat rokok tetap tinggi jumlahnya. Anda bisa saja mengatakan uang-uang saya ya terserah saya, tubuh- tubuh saya ya terserah saya.

Tidak sadar anda sedang mendzolimi yang lain. Mulai dari keluarga terdekat anda. Anak, istri dan orang lain. Dan anda sebagai nakes akan diminta pertanggung jawaban atas sumpah profesi yang di ucapkan ketika menyandang gelar sebagai perawat.

Demikian, semoga bermanfaat..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun