Mohon tunggu...
Kang Aboe
Kang Aboe Mohon Tunggu... Buruh - Buruh Migran

Mau santai boleh, mau serius juga boleh....

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Persib vs Persija, Menjadi Suporter Fanatik Yes! Barbar No!

18 Juli 2017   07:13 Diperbarui: 19 Juli 2017   02:46 802
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dahulu kala, William"Bill" Shankly, seorang mantan menejer Klub Sepakbola Liverpool pernah berucap: "some People think Football is a matter of life or death, I assure You,  it is much more serious than that".(Sebagian orang memandang kalau sepakbola itu menyangkut masalah hidup atau mati, Saya yakinkan Anda, nyatanya jauh lebih serius dari itu). Memang terdengar berlebihan dan agak hiperbola, tapi bila kita amati benar adanya. 

Sepakbola laksana drama korea, ada curahan rasa cinta, benci,rindu, marah, galau dan segala perasaan lainnya layaknya perasaan sepasang kekasih. juga  seperti film India, ada yel yel nyanyian dan tariannya, bahkan bak cerita film Hollywood yang sulit ditebak endingnya.

Sepakbola bukan hanya sekedar cerita tentang dua tim yang saling berhadapan dan memperebutkan bola di lapangan. Ia bukan hanya bicara tentang sebelas orang pemainnya, tetapi sepakbola lebih dari itu. Ia  menyangkut tentang pemain ke dua belasnya, yaitu penonton atau suporter bola. Tanpa suporter bola, sebuah pertandingan terasa hampa dan tak bernyawa. Meraka lah yang menjadikan sepakbola bukan hanya sebuah permainan olahraga, tapi laksana sebuah cerita drama. 

Para suporter bola bak pedang bermata dua, bisa konstruktif dan destruktrif. Konstruktif, jika dikelola dan diarahkan dengan benar kepada hal hal yang positif. Bisa menjadi inspirasi untuk peluang bisnis dan sumber income bagi klub, pemain, pengurus sepakbola, penjual kaos dan aksesoris bola, stasiun TV, iklan produk dan lainnya. Akan tetapi para suporter bola juga bisa destruktif, bila semangat, gairah, dukungan dan kecintaan mereka pada tim yang didukungnya dilampiaskan secara salah.

Bicara tentang supporter bola, tak lengkap bila tak menyebut nama Viking Persib Club dan The Jakmania Persija. Dua nama yang sangat familiar dan tersohor di kalangan pecinta sepakbola Tanah Air. Keduanya dipandang bukan hanya sebagai kumpulan para  fans bola saja tetapi juga dilihat sebagai wadah komunitas, identitas kelompok, jati diri golongan dan harga diri sekumpulan individu. Kisah loyalitas, kecintaan dan fanatisnya Viking dan The Jak kepada klubnya, PERSIB dan PERSIJA mengingatkan Kita kepada kata-kata Bill Shankly  diatas, yaitu suatu kisah cinta hidup atau mati para supporter bola terhadap klubnya.

Salahkah sikap fanatis  tersebut? tentu saja tidak bila sikap tersebut disalurkan dan dimanage kepada hal hal yang positif dan konstruktif. Tapi akan lain jawabnya bila kefanatikan itu lalu disalurkan kepada hal yang negatif  dan destruktif, seperti berbuat kriminal, rusuh, anarkis, vandalis dan barbar. Ingat, sikap fanatik itu selangkah lagi menjurus pada perbuatan barbar, Fanaticism is just one step away from barbarism (Denis Diderot).

(Ketika kamu mengenakan jersey dan aksesoris tim kesayanganmu ,kamu adalah seorang suporter Mania.

Lalukamu mengajak kawan kawanmu berbuat rusuh, kamu adalah seorang hooligan.

Di Saatkamu kencan dengan pacarmu dan kamu mengenakan jersey tim kesayanganmu, kamu adalah seorang suporter romantis. Lalu kamu ketemu mantannya pacarmu yang pakai jersey tim lawanmu dan kamu menghajarnya, kamu adalah seorang alay.

Kala kamu memasang logo dan menyanjung tim kesayanganmu di media sosial, kamu adalah seorang buzzer. Tapi kamu mengumpat dan membully akun pendukung tim lawanmu, kamu adalah seorang hater.

Di saatkamu menonton tim kesayanganmu bertanding kapan dan dimana pun, kamu adalah seorang suporter setia. Tapi kamu lupa kewajibanmu kepada keluarga dan Sang Pencipta, kamu adalah seorang Pendosa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun