Halo, kembali lagi dengan saya Abner si mahasiswa pertanian UKSW angkatan 2021 Kali ini kita akan membahas tentang organisme pengganggu tanaman dalam habitat buatan manusia, yakni gulma. Sebelumnya mari kita kenali terlebih dahulu apasih gulma itu.
Pertama-tama, kita punya tanaman. Tanaman ini spesial, karena mereka sengaja ditanam oleh manusia dengan tujuan mendapatkan keuntungan berupa hasil panen. Mereka dikultivasikan dengan penuh perhatian agar bisa tumbuh dan berkembang secara optimal. Di sisi lain, kita juga punya gulma. Tumbuhan ini adalah tamu tak diundang dalam habitat buatan manusia. Mereka hadir tanpa diundang dan membuat kerusakan di perkebunan. Kehadiran gulma dianggap merugikan karena mereka berkompetisi dengan tanaman budidaya di habitat yang sama (Moenandir, 2010).
Gulma adalah bagian dari Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). Jika dibiarkan tumbuh, mereka bisa menyebabkan kerugian besar. Ada fase kritis dalam pertumbuhan tanaman yang disebut "periode kritis". Nah, di fase ini, persaingan antara tanaman dan gulma mencapai puncaknya. Tanaman sedang tumbuh dengan pesat, jadi sangat penting untuk sering-sering mencabut gulma di sekitarnya.
Dampak pertumbuhan gulma bagi tanaman pertanian sungguh menyedihkan. Gulma merampas nutrisi dan hara yang diberikan pada tanaman kita. Mereka berusaha merebut sela-sela tanaman dan lubang tanam sebagai tempat mengais makanan. Selain itu, mereka juga mencuri air, sinar matahari, dan ruang untuk pertumbuhan tanaman. Jadi, gara-gara gulma, tanaman kita jadi kurus-kering, sedangkan gulma sendiri justru tumbuh subur. Parahnya lagi, gulma bisa mengeluarkan racun yang merusak tanaman kita, lho! Tak hanya itu, gulma juga bisa menjadi tempat berkembang biak serangga hama yang bisa merusak tanaman pertanian. Jadi, kerugian yang ditimbulkan sungguhlah besar (Cita, 2019).
Gulma dinilai sebagai eksistensi yang sangat merugikan. Mereka menjadi salah satu faktor penghambat pertumbuhan tanaman, selain faktor alam, genetik, dan budidaya. Karena sifatnya yang mengganggu dan merugikan manusia, maka kita harus berusaha mengendalikannya dengan berbagai cara (Kilkoda, 2015). Tentu saja, untuk bisa mengendalikan gulma, kita perlu melalui beberapa proses yang menantang.
Tahukah teman-teman, gulma yang seringkali dianggap sebagai musuh dalam dunia pertanian, ternyata juga memiliki beberapa sisi positif yang sering terlupakan. Selain mengganggu pertumbuhan tanaman budidaya, gulma sebenarnya dapat memberikan dampak positif yang menarik untuk pertanian kita.
Salah satu manfaat yang sering terabaikan adalah kemampuan gulma untuk menjaga kelembaban tanah. Mereka dapat menyerap kelebihan air dan mencegah penguapan, menjaga tanah tetap lembab terutama saat cuaca kering. Kelembaban tanah yang cukup penting untuk pertumbuhan tanaman yang sehat.
Tak hanya itu, beberapa jenis gulma juga memiliki akar yang kuat dan mampu menembus lapisan tanah yang keras. Akar gulma yang menembus dapat memecah tanah yang padat, meningkatkan drainase dan sirkulasi udara di dalam tanah. Ini membantu meningkatkan struktur tanah sehingga akar tanaman pertanian dapat berkembang dengan lebih baik.
Ternyata, gulma juga bisa menjadi sumber nutrisi tambahan. Beberapa jenis gulma memiliki sistem akar yang dalam dan kuat, mampu menyerap nutrisi dari lapisan tanah yang lebih dalam. Nutrisi ini mungkin tidak dapat dicapai oleh akar tanaman pertanian. Saat gulma tersebut dipangkas dan ditinggalkan di lapangan, mereka dapat membusuk dan memberikan nutrisi tambahan ke tanah. Ini tentu saja bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman pertanian.
Selain itu, gulma juga dapat berperan dalam melindungi tanah dari erosi. Tanah yang terbuka atau tidak ditumbuhi tanaman rentan terhadap erosi yang disebabkan oleh angin atau air. Gulma dapat membantu menahan tanah dengan akar mereka yang menyebar, mengurangi risiko erosi. Dengan demikian, gulma berfungsi sebagai penutup tanah sementara yang melindungi nutrisi dan kesuburan tanah dari hilang.
Selain dampak-dampak positif tersebut, terdapat juga potensi gulma sebagai bahan obat-obatan bagi berbagai macam penyakit pada manusia. Beberapa gulma memiliki sifat-sifat penyembuhan yang telah digunakan dalam pengobatan tradisional sejak zaman dahulu. Penelitian lebih lanjut dapat membantu mengidentifikasi senyawa-senyawa aktif dalam gulma tersebut dan memanfaatkannya dalam pengembangan obat-obatan modern.
Nah pada artikel ini, saya akan membahas lebih lanjut mengenai gulma tanaman perkebunan yang bermanfaat bagi kesehatan dan pengobatan penyakit pada manusia.
Gulma yang akan saya bahas merupakan gulma yang tumbuh disekitar tanaman perkebunan yakni terong dan bawang daun. Beberapa gulma yang memiliki nilai herbal yang menarik:
- Acmella paniculata - Gatang, Jotang Huma, Gletang, Srunen, Seruni Sapi, Rat-cat, dan BagaÂ
Gulma ini berasal dari Amerika dan biasanya ditemukan di persawahan kering. Meskipun merugikan bagi tanaman, tanaman ini memiliki berbagai manfaat. Bunganya sering digunakan sebagai obat sakit gigi dan sariawan, sementara akarnya digunakan untuk mengobati diare. Daunnya dapat dimakan mentah atau dimasak.
- Paspalum notatum - Rumput KerbauÂ
Tanaman ini berasal dari daerah tropis Amerika dan menyebar luas ke Asia Tenggara dan Kepulauan Pasifik. Rumput kerbau dapat digunakan untuk mengobati luka, demam, masalah lambung, sakit kepala, penyakit paru-paru, diare, dan disentri. Tanaman ini tumbuh baik di daerah subtropis dan tropis.
- Epilobium parviflorium - Small-flowered Willow-HerbÂ
Tumbuh di sebagian besar Eropa, Epilobium parviflorium juga ditemukan di Amerika Serikat, Kanada, dan wilayah lainnya. Tanaman ini sering digunakan dalam pengobatan alternatif sebagai antiinflamasi, antiseptik, dan astringen. Digunakan untuk masalah saluran kemih, radang prostat, diare, peradangan usus, dan luka.
- Paspalum notatum - Jukut PendulÂ
Jukut pendul adalah gulma tahunan dengan bunga berbentuk bola kecil di ujungnya. Tanaman ini dapat digunakan sebagai penurun demam, antiinflamasi, peluruh kemih, antitusif (menghilangkan batuk), dan melancarkan dahak. Ditemukan di daerah beriklim tropis di seluruh dunia.
- Ageratum conyzoides - Babadotan atau DawetÂ
Tumbuh di daerah tropis Amerika, Ageratum conyzoides memiliki sifat antimikroba, antiinflamasi, dan analgesik. Digunakan dalam ramuan herbal untuk mengobati gangguan pernapasan, batuk, pilek, asma, serta nyeri dan peradangan tubuh. Ditemukan di tepi jalan, ladang, semak belukar, dan tepi air.
- Chamaesyce hirta - Patikan Kebo, Gelang Susu, Gendong Anak, Kukon-Kukon, Patikan, Kaksekakan, SosonongaÂ
Gulma ini berasal dari Amerika Tengah dan tersebar di daerah tropis di seluruh dunia. Chamaesyce hirta digunakan secara tradisional untuk mengobati penyakit pernapasan seperti asma, bronkitis, dan sesak napas. Biasanya ditemukan di tepi jalan, tepi sungai, padang rumput, dan area pertanian.
Meskipun gulma sering dianggap sebagai gangguan, penting untuk mengakui bahwa beberapa gulma memiliki potensi kesehatan yang bermanfaat. Namun, sebelum menggunakan tanaman untuk pengobatan, disarankan untuk berkonsultasi dengan ahli herbal atau tenaga medis yang terkait guna mendapatkan informasi yang tepat tentang penggunaan yang aman dan efektif.
Meskipun ada beberapa dampak positif gulma, penting untuk diingat bahwa kehadiran gulma yang berlebihan masih dapat bersaing dengan tanaman pertanian yang diinginkan untuk sumber daya seperti air, nutrisi, dan cahaya matahari. Pengendalian gulma yang efektif tetap menjadi prioritas dalam pertanian untuk memastikan pertumbuhan dan hasil yang optimal pada tanaman pertanian yang diinginkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H