Kita cermati kembali komentar seorang Ricky Yakobi, tentang kegagalan Timnas di AFF 2008 (vivanes 3 dec 2008), "Yang harus dipikirkan kini adalah bagaimana melakukan
regenerasi timnas. Bagaimana mendapatkan pemain yang
berkualitas. Dan, proses itu butuh waktu yang cukup
panjang".
Oke, kita dapat mengambil kesepakatan bahwa untuk menjadi kekuatan Asia kembali, kita butuh regenerasi dan proses itu tak hanya dinikmati dalam sekejap, jika kita memiliki timnas U-17 maka baru sekitar 7 tahun lagi buah itu akan dipetik, itupun dengan catatan kompetisi yang cukup untuk menempa mereka.
Sekarang kita lihat, bagaimana Malaysia sukses dengan regenerasi yang mereka lakukan, menghasilkan emas sea games dan trofi AFF cup. Sedangkan kita, masih terlena dengan statement liga terbaik ASIA. Menjadi juara memang tidak mudah, bahkan Argentina harus mengakui keunggulan Uruguay di stadion mereka sendiri.
Justru kegagalan ini sebenarnya hikmah, bagi kaum yang mau berfikiri ? Why?? Karena setiap keberhasilan pasti melalui proses pembelajaran, kalau tidak mau belajar, berbenah ucapkanlah selamat tinggal keberhasilan.
Muncullah BSH di kanal ini, mencari kambing hitam, sampai mengeluarkan kata "ANDAI" yang kata ini pantang diucapkan seorang muslim. Hidup berjalan ke depan bukan kebelakang, jika Anda tidak mau gagal, maka Anda jangan pernah MENCOBA, jangan pernah MELANGKAH. Kenyataannya yang ada sekarang adalah proses yang kita miliki dari pemain muda amatir sampai profesional belum berjalan pada koridornya.
Apakah itu mutlak salah PSSI ?? Ya, PSSI terdahulu tidak memperhatikan proses regenerasi, hanya berbangga-bangga dengan Liga Supernya, dan output yang tercapai ???? Lihatlah deretan topskor LSI ???
Ada yang membandingkan LPI dengan ISL, bahkan dengan nada pesimis...anda sudah tentu paham aple to aple, apel malang vs apel malang, jangan dibandingkan dengan apel lainnya kalau mau lebih fair????
Agar kita bisa maju, mau tidak mau dalam tim inti harus dimasukkan pemain muda untuk menambah jam terbang, mungkin itu cara paling rasional ditengah kekurangan kita akan dana, infrastuktur dan sistem kompetisi.
Telur saja menetas membutuhkan waktu 21 hari, dan itupun dengan proses suhu yang pas, kelembaban yang optimal kalau tidak DOC yang lahir tidak akan bertahan lama...hanya asal hidup saja. Sama dengan persepakbolaan kita...asal meriah saja, bukan demi kemajuan...hasilnya ya bisa kita lihat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H