Mohon tunggu...
Healthy Pilihan

Mengapa Repot-repot Menyelamatkan Hewan?

30 April 2018   01:11 Diperbarui: 30 April 2018   01:58 1877
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
abjnblog.wordpress.com

Ikut bergabung dalam organisasi penyelamat hewan atau bahasa kerennya animal rescuer sungguh sebuah pengalaman yang luar biasa. Banyak pelajaran berharga yang saya dapatkan selama terjun langsung ke pekerjaan tanpa upah ini. Mulai dari belajar menangani suatu persoalan kecil seperti saat menolong anakan anjing yang tercebur di selokan hingga mengatasi masalah pelik seperti saat mengevakuasi seekor anjing agresif yang akan dihakimi warga. Ya, dan kunci untuk dapat menyelesaikan persoalan-persoalan semacam itu hanya dengan "kesabaran".

Organisasi-organisasi penyelamat hewan di indonesia sudah tentu berdiri secara independen, entah mengapa hingga saat ini pemerintah belum begitu terlihat serius untuk mengatasi persoalan-persoalan yang menyangkut keberadaan makhluk-makhluk malang seperti mereka, alih-alih justru jalan pintas seperti eliminasi atau pembantaian membabi-buta yang diterapkan. Sungguh sangat disayangkan sebab dalam menangani persoalan seperti ini sebagai manusia yang berakal budi harusnya kita dapat berpikir lebih, jika solusi yang ditempuh hanya dengan "membunuh", hewan buas pun melakukannya setiap hari bukan ?

Orang-orang selalu menyebutnya hewan liar padahal mereka tidak liar, mereka hanya terlantar dan kedua hal itu sangatlah berbeda pengartiannya. Mereka pun menjadi terlantar bukan tanpa sebab, banyak kasus yang kami tangani menunujukkan bahwa mereka dulunya dipelihara tetapi saat tua mereka dibuang begitu saja dijalanan.

Kasus lain menunjukkan bahwa kesadaran pemelihara hewan akan tanggung jawab yang masih sangat rendah. Secara global mungkin pengartian kata "memelihara" bagi masyarakat kita masih sebatas cukup diberi makan dan minum, padahal banyak aspek penting lainnya yang harus diperhatikan seperti pentingnya tetap menjaga populasi, pentingnya menjaga agar peliharaan kita tetap sehat, terkondisikan dengan baik dengan kualitas hidup yang juga baik dan pentingnya memberikan edukasi pada masyarakat bahwa alam raya ini bukanlah milik manusia saja tetapi juga milik semua makhluk hidup yang hidup di dalamnya.

Bukannya bermaksud terlalu idealis tetapi sepertinya hal tersebut bukanlah hal yang terlalu sulit untuk kita pahami bersama dan mestinya pemerintah ikut hadir dalam upaya ini lewat sosialisasi dan edukasi pada masyarakat luas bukan sekedar menebar racun potassium di jalan-jalan yang selama ini lebih sering salah sasaran.

Lalu akibat undang-undang perlindungan terhadap mereka yang masih sangat lemah hidup mereka pun kian terancam. Banyak dari mereka yang hidup hanya untuk disiksa baik secara fisik maupun mental lalu mati sia-sia dan itu terjadi setiap hari. Hidup dijalanan adalah hidup yang paling buruk. Bagaimana tidak jika untuk makan sisa-sisa makanan yang lebih pantas disebut sampah saja kita harus berlaku seperti pengemis. Kesedihan yang mereka rasakan pun bukan sekedar karena perut lapar?

Namun karena perlakuan manusia-manusia yang sangat buruk. Mereka sering dilempari, dipukul, ditendang, disiram air panas dan banyak hal buruk yang harus mereka alami hanya karena mereka tak ada yang memiliki. Kemudian, saat dalam tekanan yang begitu besar naluri alami mereka yang terakhir yang dapat mereka lakukan adalah balik menyerang. Menggigit, mencakar dan melukai manusia adalah satu-satunya cara untuk mengingatkan manusia agar tidak mengganggunya. 

Tetapi rupanya hal ini justru membuat manusia semakin murka dan berbuat lebih keji pada makhluk-makhluk malang tak bertuan seperti mereka ini. Entah sampai kapan konflik ini akan berakhir.

Di tengah kekacauan inilah beberapa orang yang merasa terpanggil berkumpul lalu mulai menyelamatkan hewan-hewan ini. Lalu muncullah pertanyaan konyol, "mengapa repot-repot menyelamatkan hewan ? Mengapa tidak menyelamatkan manusianya saja ?" jika itu pertanyaannya maka mungkin jawabannya adalah,

Sesungguhnya kami ingin sekali menyelamatkan keduanya, hanya saja terkadang manusia lebih sulit untuk dipahami hingga sering menyulitkan diri sendiri. Lagi pula manusia memiliki banyak perlindungan tetapi mereka tak memiliki apa-apa selain belas kasihan kita. Itulah alasannya mengapa kami lebih memilih untuk menyelamatkan hewan, tetapi jangan salah sebab dengan menghindarkan mereka dari jalanan berarti kemungkinan anda untuk diserang makhluk yang anda sebut liar ini pun kecil, dan bukankah itu artinya kami pun menyelamatkan manusia juga?

Gunakan saja hati untuk memahaminya. Salam damai selalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun