Mohon tunggu...
Abizar
Abizar Mohon Tunggu... karyawan swasta -

mahasiswa IT Telkom, Hobi membaca mulai dari komik sampai sejarah. Sekarang sedang menimba ilmu di salah satu vendor telekomunikasi di Jakarta. Cita - cita ingin menjadi orang yang bermanfaat dengan mejadi ilmuwan di bidang telekomunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Etika Menerima Berita Dalam Islam

16 Februari 2015   07:38 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:07 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dear diary, Sudah lama saya tidak menulis isi hati. Akhir-akhir ini saya sedang nikmat dalam beribadah. Hampir setiap pulang kerja, saya selalu mampir di Masjid Sunda Kelapa untuk mendengar kajian. Disaat itu, Saya selalu mencatat karena saya paham bahwa itu satu-satunya kesempatan untuk saya mendalami agama disaat sudah bekerja. Ada hal menarik yang patut saya tulis disini yaitu mengenai etika menerima informasi dalam pandangan Islam. Seperti yang kita ketahui, Islam itu luas sekali dan memandu kita dari hal - hal kecil seperti saat mendengar kabar dan Allah menurunkan panduan itu melalui Al - Qur'an surat Al - Hujurat ayat 6 yang terjemahannya berbunyi,

" Ketika ada orang fasik membawa berita, periksalah dengan teliti agar tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu."

Nah, ada cerita mengapa Allah menurunkan ayat tersebut, yaitu ketika Al Walid bin Uqba ditugaskan Rasulullah SAW mengambil zakat ke suatu suku. Nah ternyata sahabat Rasul ini pernah bermusuhan dengan suku tersebut. Ketika dia sampai, dari kejauhan tampak orang keluar dari rumahnya dan langsung berlari berkerumun ke arah Al Walid. Karena dia pernah bermusuhan, dia takut suku itu hendak membunuhnya lalu kaburlah dia kembali ke Rasul. Dengan nafas terengah-engah, Al Walid bilang ke Rasul bahwa suku itu tidak ingin membayar zakat dan hendak membunuhnya. Rasul pun terdiam lalu menugaskan Khalid bin walid untuk mengecek kebenaran tersebut. Rasul pun berpesan datanglah kamu ke suku tersebut untuk melihat apakah mereka muslim atau tidak. Jika tidak, maka perangilah ! Akhirnya Khalid pun mengendap-endap lalu sampai di saat waktu sholat tiba. Ternyata datang sahutan Adzan dari dalam kampung suku itu. Ternyata setelah Khalid bertanya lalu suku tersebut menjawab bahwa mereka amat gembira dengan kedatangan Al Walid dan berniat untuk membayar zakat. Sekarang bayangkan bila seandainya Rasul langsung membenarkan perkataan Al Walid, lalu memerangi suku tersebut? Bukankah berarti Rasul telah memerangi sesama muslim? Jauh sebelum era informasi, Al Quran sudah memberi pedoman kepada kita agar selalu mengecek kebenaran dari sebuah informasi. Seandainya setiap muslim mengamalkan satu ayat ini saja, maka tidak akan ada pertengkaran seperti yang terjadi di Timur Tengah sana. Sekarang bayangkan Irak saat Saddam Husain berkuasa, Apakah sekarang lebih baik setelah Saddam Husain tiada ? tidak... Muammar Al Khaddafi di Libya ? Bassar Al Assad di Suriah ? Apa yang terjadi sekarang ini adalah mudahnya muslim diadu domba karena media berpihak pada yang berkepentingan. Bahkan hal hal kecil seperti perbedaan pandangan pada sholat , kita pun sering kali bertengkar. Padahal itu hanyalah berbeda pandangan, toh kita tetap sama-sama Muslim. Waktu sudah malam. Saatnya saya kembali tidur untuk esok hari. Ah, apa lagi ya kajian esok malam ? Abizar (Kajian Tafsir Al-Quran 11 Februari 2015 - H. Ali Hasan Bahar L.C. M.A - Masjid Sunda Kelapa)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun