Mohon tunggu...
abizar al ghifari
abizar al ghifari Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

minum teh

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pengaruh Media Sosial TikTok terhadap Perilaku Belanja Konsumen

27 September 2024   10:58 Diperbarui: 27 September 2024   11:03 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

TikTok adalah platform media sosial yang telah mengalami pertumbuhan pesat dalam beberapa tahun terakhir. Aplikasi ini memungkinkan pengguna untuk membuat, menonton, dan berbagi video pendek dengan berbagai fitur kreatif. Salah satu aspek kunci kesuksesan TikTok adalah algoritma canggih yang digunakan untuk merekomendasikan konten kepada pengguna. Algoritma ini menganalisis preferensi pengguna, interaksi, dan perilaku untuk menyajikan konten yang paling relevan dan menarik. 

     Seiring dengan popularitasnya yang meningkat, TikTok telah mengembangkan fitur e-commerce yang disebut TikTok Shop. Fitur ini memungkinkan pengguna untuk membeli produk langsung melalui aplikasi, menciptakan pengalaman belanja yang terintegrasi dengan konten hiburan. Minat konsumen terhadap TikTok Shop telah menarik perhatian banyak pihak, termasuk pemasar, pengusaha, dan peneliti perilaku konsumen. Algoritma video memiliki peran yang sangat penting terhadap insights Tiktok Shop itu sendiri.

     Algoritma TikTok bekerja melalui tiga komponen utama yaitu personalisasi konten, interaksi pengguna, dan For You Page (FYP). Personalisasi Konten adalah algoritma yang menganalisis preferensi pengguna berdasarkan riwayat tontonan, like, komentar, dan share. Kemudian yang mengidentifikasi pola dalam jenis konten yang disukai oleh pengguna dan mempelajari minat pengguna dari waktu ke waktu untuk meningkatkan akurasi rekomendasi. Kemudian ada Interaksi Pengguna yang memantau durasi tontonan video, replay, dan interaksi lainnya. Dengan menggunakan data ini untuk menyempurnakan rekomendasi di masa mendatang. Dan yang terakhir For You Page (FYP) yang menampilkan konten yang dipersonalisasi berdasarkan analisis algoritma. Yang terus memperbarui page rekomendasi sesuai dengan interaksi pengguna yang terbaru, dan menyajikan campuran konten dari kreator yang diikuti dan yang belum diikuti. 

   Tiktok juga merekomendasikan pengguna produk nya dengan cara mengintegrasikan iklan dan konten promosi ke dalam FYP, mencocokkan produk dengan minat pengguna berdasarkan perilaku mereka di platform. Dan Menggunakan data demografis dan lokasi untuk menargetkan iklan yang relevan. Tiktok shop juga memanfaatkan para influencer untuk mempromosikan produk mereka melalui konten yang menarik. Para influencer menggunakan fitur seperti TikTok Shop untuk memudahkan pembelian langsung. Produsen Tiktok shop juga menganalisis efektivitas kampanye influencer untuk mengoptimalkan strategi pemasaran mereka. Dan menggabungkan konten organik influencer dengan iklan berbayar untuk meningkatkan jangkauan dan keterlibatan pengguna.

   Pengaruh TikTok Shop terhadap minat konsumen dapat dilihat melalui interaksi antara pengguna dan eksposur produk melalui algoritma platform. Sebagai aplikasi media sosial yang populer, TikTok dengan cepat menjadi saluran yang kuat bagi produsen TikTok shop untuk memamerkan penawaran mereka dan berinteraksi dengan pengguna yang berpotensi untuk membeli produk mereka. Fitur TikTok Shop memungkinkan para produsen untuk menjual produk mereka secara langsung kepada pengguna, dengan memanfaatkan jangkauan aplikasi yang sangat luas dalam format konten yang menarik. Integrasi e-commerce dalam ekosistem TikTok ini telah memberikan dampak yang signifikan terhadap minat dan perilaku pembelian konsumen.  

    Algoritme, yang mengkurasi umpan konten yang dipersonalisasi untuk setiap pengguna, memainkan peran penting dalam menentukan visibilitas dan eksposur produk yang mereka tawarkan. Dengan memanfaatkan sistem rekomendasi berbasis data algoritma TikTok secara strategis, para produsen TikTok shop dapat memastikan produk mereka ditampilkan secara mencolok, sehingga meningkatkan kemungkinan untuk menarik perhatian konsumen yang relevan. Eksposur yang meningkat ini tidak hanya mendorong kesadaran penjualan tetapi juga memicu minat pengguna, yang mungkin tertarik untuk mempelajari lebih lanjut tentang produk atau bahkan melakukan pembelian secara langsung melalui TikTok Shop. 

  Selain itu, sifat interaktif TikTok, dengan penekanannya pada konten buatan pengguna dan keterlibatannya. Semakin meningkatkan hubungan antara produsen dan konsumen. Pengguna tidak hanya menjadi penonton pasif tetapi juga mendapatkan partisipan yang aktif, berbagi pengalaman, pendapat, dan bahkan video unboxing atau review yang berkaitan dengan produk. Influencer juga berperan aktif dalam ekosistem ini, terutama pada efek endorsement produk. Efek yang ditimbulkan adalah tingkat penjualan yang menarik karena mereka. Influencer juga melakukan strategi pemasaran efektif, seperti pembuatan konten yang menarik sehingga membuat konsumen tertarik membeli produk yang ada di Tiktok shop.

    Algoritma TikTok memainkan peran penting dalam mempengaruhi perilaku belanja konsumen di platform TikTok Shop. Algoritma yang menganalisis kebiasaan aktivitas tontonan pengguna, pola keterlibatan, dan interaksi, menyusun konten video yang dipersonalisasi sesuai dengan minat dan preferensi masing-masing individu. Ketepatan ini adalah kunci dari sifat adiktif TikTok dan kemampuannya untuk membuat pengguna terpaku pada aplikasi dalam jangka waktu yang lama. Fitur TikTok Shop, yang menampilkan produk-produk yang sedang tren, viral, dan barang-barang yang didukung oleh influencer, menciptakan FOMO (fear of missing out) yang kuat yang dapat mendorong pengguna untuk membuat keputusan pembelian secara impulsif. 

    Kombinasi konten yang menghibur, relatable, dan kemudahan untuk berbelanja dalam aplikasi dapat secara signifikan mempengaruhi perilaku konsumen dan meningkatkan penjualan. Namun, etika dan implikasi jangka panjang dari pengaruh algoritma TikTok terhadap kebiasaan belanja tetap menjadi topik perdebatan. Kekhawatiran telah muncul mengenai potensi algoritma untuk mengeksploitasi kerentanan pengguna dan mempromosikan konsumerisme yang tidak sehat. Menemukan keseimbangan yang tepat antara keterlibatan pengguna dan praktik komersial yang bertanggung jawab akan sangat penting dalam menentukan dampak akhir platform terhadap perilaku konsumen dan lanskap yang lebih luas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun