Mohon tunggu...
Abiyyu Imamul Abrar
Abiyyu Imamul Abrar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar/Mahasiswa

من سلك طريقا يلتمس فيه علما سهل الله له طريقا إلى الجنة

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ketidakberdayaan Spiritual: Dampak Buruk dari Kekurangan Kompetensi Tokoh Agama di Zaman Sekuler

12 Juni 2024   22:49 Diperbarui: 12 Juni 2024   23:01 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh: Abiyyu Imamul Abrar

Di tengah arus globalisasi dan sekularisasi yang semakin kuat, peran dan kompetensi tokoh agama menjadi semakin penting. Sayangnya, realitas yang kita hadapi saat ini justru menunjukkan adanya kekurangan dan ketidakberdayaan dari sebagian tokoh agama dalam menyikapi perubahan zaman. Hal ini berdampak buruk bagi kehidupan spiritual masyarakat, yang semakin kehilangan pegangan dan arah di tengah berbagai tantangan modernitas.

Salah satu permasalahan utama yang menjadi permasalahan adalah kurangnya pemahaman sebagian umat beragama terhadap permasalahan yang dihadapi umat. juga disebabkan oleh kurangnya bimbingan dan arahan yang diperoleh dari para tokoh agama yang seharusnya menjadi panutan dan teladan. Akibatnya, nasehat dan bimbingan spiritual yang diberikan kurang menyentuh dan menjawab kebutuhan masyarakat.Selain itu, banyak umat beragama yang masih mempunyai adat istiadat dan ritual keagamaan yang tidak dapat diselaraskan dengan kenyataan hidup sehari-hari. Mereka terlalu sibuk dengan persoalan kepemimpinan dan hierarki sehingga kehilangan landasan dan kepentingan spiritual, yang seharusnya menjadi tujuan utama.

Hal ini tentu sangat mengkhawatirkan, karena masyarakat sangat membutuhkan bimbingan spiritual yang dapat membantu mereka memaknai dan menjalani hidup dengan lebih baik.Permasalahan sulit lainnya adalah ketidakmampuan sebagian pemimpin agama dalam memahami dan menyikapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Di era digital yang kita jalani, informasi dan pengetahuan dapat diakses dengan mudah, namun sayangnya banyak umat beragama yang belum terbiasa dengan hal tersebut. Mereka sering terlibat dalam perdebatan ideologis yang serius karena tidak dapat menjelaskan bagaimana ajaran agama dapat mengatasi perkembangan ilmu pengetahuan dan pengetahuan.Oleh karena itu, banyak masyarakat, khususnya generasi muda, yang merasa ajaran agama sudah tidak berlaku lagi dan tidak menjawab permasalahan nyata yang mereka hadapi.

Mereka meyakini bahwa agama hanya sekedar ritual dan dogma dan tidak bisa memberikan pencerahan spiritual yang dapat membantu mereka menghadapi permasalahan kehidupan masa kini.Keadaan ini tentu saja sangat mengkhawatirkan, karena pada akhirnya akan berujung pada melemahnya ikatan spiritual dan keagamaan di masyarakat. Orang yang kehilangan kekuatan spiritual cenderung mencari cara lain untuk memenuhi kebutuhannya, seperti bergabung dengan agama atau sekte yang kuat dan spesifik.Selain itu, berkurangnya kepercayaan masyarakat terhadap umat beragama dapat mendorong mereka untuk mencari sumber spiritualitas di luar agama resmi, seperti tasawuf, perdukunan, atau bahkan kelompok spiritual yang tidak diketahui asal usulnya. Hal ini tentu saja sangat buruk karena dapat menggiring masyarakat pada praktik-praktik yang menyimpang dari ajaran agama yang sebenarnya.Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan upaya penuh dan terencana dari berbagai pihak, khususnya para tokoh agama.

Mereka harus mampu mendiagnosis diri dan mengembangkan kemampuannya sehingga mampu memberikan kepemimpinan spiritual yang tepat kepada masyarakat.Yang terpenting, para pemimpin agama perlu memperluas wawasan mereka dan memperoleh wawasan mengenai permasalahan-permasalahan yang mengancam masyarakat saat ini. Mereka harus mampu memahami dampak perubahan sosial, budaya, dan teknologi serta menghubungkannya dengan ajaran agama yang mereka berikan. Nasehat dan bimbingan rohani yang diberikan dengan cara ini akan lebih relevan dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.Selain itu, umat beragama juga perlu mampu meningkatkan kemampuannya dalam menyampaikan pesan-pesan spiritual dengan cara yang menarik dan komunikatif. Mereka harus mampu menggunakan bahasa dan gaya bicara sehingga dapat menyentuh hati dan pikiran jamaah.

Jangan sampai nasehat spiritual yang diberikan terkesan terlalu kaku, terlalu tradisional, atau tidak sesuai dengan realita kehidupan sehari-hari.Pemimpin agama tidak perlu mampu menjalin hubungan dekat dengan masyarakat. Mereka harus berperan aktif dalam pembangunan sosial dan budaya untuk lebih memahami permasalahan yang dihadapi masyarakat. Bimbingan spiritual yang diberikan dengan cara ini akan lebih sesuai dengan kebutuhan masyarakat.Para pemuka agama juga perlu meningkatkan kemampuannya dalam memahami perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mereka harus mampu menjelaskan bagaimana ajaran agama dapat menyikapi perkembangan ilmu pengetahuan sehingga masyarakat dapat memahami bahwa agama bukanlah sesuatu yang bertentangan, namun dapat menjadi sumber cahaya spiritual yang sangat dibutuhkan saat ini. .Upaya ini jelas memerlukan dedikasi dan kerja keras para pemuka agama.

Namun hal ini juga memerlukan dukungan dan kerja sama berbagai pihak, baik pemerintah, lembaga keagamaan, maupun masyarakat itu sendiri.Misalnya, pemerintah mungkin terlibat dalam menyediakan program peningkatan kapasitas bagi para pemimpin agama melalui pendidikan, pelatihan atau penelitian komparatif di luar negeri. Dengan cara ini, kemampuan mereka dalam memberikan bimbingan spiritual dapat lebih dikembangkan.Lembaga keagamaan juga dapat dilibatkan dalam pengembangan kurikulum dan bahan pembelajaran bagi calon pemimpin agama. Mereka juga dapat memfasilitasi pertemuan dan diskusi antar pemimpin agama sehingga mereka dapat berbagi pengalaman dan praktik terbaik dalam memberikan bimbingan spiritual yang baik.Sementara itu, masyarakat juga dapat berperan aktif dalam mendukung upaya peningkatan kapasitas umat beragama. Mereka dapat memberikan masukan dan feedback yang konstruktif terhadap kerja para pemuka agama sehingga dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas kepemimpinan spiritual yang diberikan.Kami yakin, melalui interaksi berbagai pihak, akan muncul generasi baru umat beragama yang mampu memberikan kepemimpinan spiritual yang tepat bagi masyarakat di era modern.

Dengan cara ini, masyarakat dapat memperoleh kembali kekuatan mentalnya dan menghadapi berbagai masalah kesehatan.Pada akhirnya, kekuatan-kekuatan ini tidak hanya bermanfaat bagi kehidupan rohani keluarga, tetapi juga dapat turut menciptakan keharmonisan dan kesejahteraan. Komunitas yang kuat secara spiritual cenderung lebih baik dalam menghadapi perubahan dan menghindari perpecahan. Dengan begitu, Indonesia bisa terus berkembang menuju masa depan yang cerah dan bermartabat.

 

MAHASISWA ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU  POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun