Nama: Abiyu Syahputra
NIMÂ : 12405051040095
Artikel : "Puasa dalam Membentuk Masyarakat Islami"
Puasa (sawm) artinya tidak makan, minum, atau melakukan apa pun yang membatalkan puasa dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Selain itu, puasa juga bertujuan untuk mengendalikan emosi dan perilaku buruk. Dalam Al-Qur'an Allah berfirman: "Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan oleh orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa." (QS.Al-Baqarah: 183).
Mewujudkan semangat pengabdian. Tujuan utama puasa adalah untuk mencapai keadaan Taqwa yang berarti menghormati Allah SWT. Ayat 183 Surat Al-Baqarah menegaskan hal ini. Allah berfirman dalam Kitab-Nya: "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu menjadi Al-Muttaqun (orang yang bertakwa)". Taqwa adalah keutamaan dimana seseorang menjadi sadar akan kehadiran Allah dalam segala aspek kehidupan dan diberikan pengendalian diri agar terhindar dari dosa. Tingkatkan kesadaran Anda akan rasa syukur. Puasa mengajarkan umat Islam untuk bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas nikmat yang dilimpahkan kepada mereka.Â
Ketika seseorang mengalami rasa lapar dan haus, mereka dapat lebih memahami penderitaan orang lain, sehingga memperluas kapasitas mereka untuk menghargai. Menurut Nabi Muhammad (saw), setiap perbuatan baik yang dilakukan adalah karena rasa syukur kepada Allah. Dapatkan Gerbang Surga. Salah satu tujuan puasa adalah mendapatkan pahala dari Allah dan membuka pintu surga. Dalam hadits disebutkan bahwa pada awal Ramadhan, pintu surga dibuka dan pintu neraka ditutup, hal ini menggambarkan betapa besarnya makna puasa di hadapan Tuhan. Membersihkan dari dosa. Puasa juga menghapus dosa-dosa yang dilakukan seseorang.Â
Tercatat dalam hadits bahwa barangsiapa yang berpuasa Ramadhan dengan iman dan mengharap pahala, maka segala dosanya akan diampuni, sehingga memberikan harapan bagi umat Islam untuk memperbaiki diri dan kembali ke jalan yang benar. Penciptaan diri. Puasa merupakan waktu terbaik untuk self-assessment atau evaluasi diri. Dengan mengendalikan hawa nafsu, umat Islam bisa lebih khusyuk beribadah dan merenungkan perbuatan di masa lalu. Keadaan mental yang dicapai selama berpuasa juga memungkinkan seseorang untuk mengevaluasi dirinya dan berusaha menjadi lebih baik.
Puasa, terutama di bulan Ramadhan, memiliki pengaruh yang besar terhadap pembentukan karakter seseorang. Kewajiban berpuasa tidak hanya bersifat spiritual, tetapi juga merupakan proses pendidikan akhlak yang mendalam. Berikut ini adalah penjelasan rinci tentang bagaimana puasa mempengaruhi akhlak. Pendidikan Moral dan Spiritual Puasa berperan sebagai madrasah tempat seseorang mendidik dirinya sendiri dalam hal moral.
Melalui bulan Ramadhan ini, umat Islam belajar untuk tidak menyerah pada godaan, baik fisik maupun emosional, apapun jenisnya. Puasa membantu mereka: Mengendalikan Hawa Nafsu: Puasa mengajarkan seseorang untuk mengendalikan syahwat dan hawa nafsu yang dianggap tidak Islami. Menahan makanan dan air juga mengajarkan orang untuk mengatasi perilaku buruk, termasuk mengumpat, berbohong, dan memfitnah.Â
Amalan mendekatkan diri kepada Allah: Melalui puasa, seseorang diajak untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meningkatkan kesadaran akan pengawasan-Nya. Percaya bahwa Allah selalu mengawasi perbuatan seseorang menjadikan perbuatannya lebih bijaksana. Mengembangkan karakter yang baik. Puasa memberikan dampak positif terhadap pembentukan karakter seseorang. Beberapa unsur karakter yang dibangun puasa antara lain. Â Kesabaran: Melalui puasa, seseorang dilatih untuk bersabar dengan apa pun yang terjadi dan melibatkan tantangan tubuh dan pikiran. Hal ini bermanfaat dalam kehidupan nyata dan membuat mereka tidak mudah marah atau frustrasi.
 Empati dan kepedulian sosial: Rasa lapar dan haus akan membuat seseorang lebih peka terhadap penderitaan orang lain, terutama mereka yang kurang beruntung. Hal ini pada gilirannya akan mendorong mereka untuk berbagi dan peduli terhadap orang lain secara sosial dengan cara memberi sedekah kepada orang yang membutuhkan. Pengendalian Diri. Puasa adalah latihan pengendalian diri terhadap berbagai godaan. Dalam konteks ini, puasa membantu seseorang untuk Menjaga Ucapan dan Perilaku: Selama berpuasa, seseorang diharapkan untuk menjaga ucapan dan perilaku sehingga tetap berpegang teguh pada nilai-nilai Islam. Puasa mengajarkan pengendalian diri untuk menjauhkan diri dari kata-kata kotor, gosip, dan fitnah. Tekad dan kemauan yang kuat dari karakter akan menuntun seseorang untuk memperkuat diri sendiri, meningkatkan keinginan untuk melakukan tindakan-tindakan yang baik dan mengurangi kesempatan untuk melakukan tindakan yang dilarang.Â