Pada tahap ini, anak mulai merencanakan dan mengambil inisiatif dalam bermain dan aktivitas lain. Jika mereka didukung, mereka akan merasa mampu; jika tidak, mereka mungkin merasa bersalah atas inisiatif mereka.
Tahap Kerajinan vs Inferioritas (6-12 tahun)
Anak-anak mulai berfokus pada pembelajaran keterampilan dan pengetahuan. Jika mereka berhasil dalam kegiatan yang dihargai oleh masyarakat, mereka akan merasa kompeten; jika tidak, mereka akan merasa rendah diri atau inferior.
Tahap Identitas vs Kekacauan Identitas (12-18 tahun)
Remaja mulai mencari jati diri dan mengeksplorasi berbagai peran serta nilai. Jika mereka berhasil menemukan identitas diri, mereka akan merasa percaya diri; jika tidak, mereka mungkin mengalami kebingungan peran atau identitas.
Tahap Keintiman vs Isolasi (18-40 tahun)
Orang dewasa muda mencari hubungan yang erat dan intim dengan orang lain. Jika mereka berhasil membangun hubungan yang dekat, mereka akan merasa dicintai dan diterima; jika tidak, mereka mungkin merasa terisolasi.
Tahap Generativitas vs Stagnasi (40-65 tahun)
Orang dewasa pertengahan berusaha untuk memberikan kontribusi kepada masyarakat dan generasi berikutnya, misalnya melalui pekerjaan atau membesarkan anak. Jika mereka merasa berguna, mereka akan merasa produktif; jika tidak, mereka mungkin merasa stagnan atau mandek.
Tahap Integritas vs Keputusasaan (65 tahun ke atas)
Orang lanjut usia merefleksikan hidup mereka. Jika mereka merasa puas dengan pencapaian hidup mereka, mereka akan merasakan integritas; jika tidak, mereka mungkin merasa putus asa atas kesempatan yang hilang atau penyesalan hidup.