Mohon tunggu...
Humaniora Pilihan

Kisah Si Pengebul Plastik dari Tuban

9 Januari 2017   18:00 Diperbarui: 11 Januari 2017   01:23 1119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Pada zaman sekarang ini banyak orang yang bersusah payah untuk mencari rezeki. Sehingga menghalalkan berbagai cara untuk mendapatkan rezeki dengan melakukan tindak kejahatan atau korupsi. Namun berbeda dengan bapak yang memiliki dua orang anak ini yang merantau jauh dari Tuban Jawa Timur. Bapak tersebut memiliki nama yang unik dan sangat singkat sekali, Bapak Martin atau biasa di sapa oleh kerabat- kerabat nya Bapak Martin Plastik. Bapak Martin lahir pada tanggal 5 mei tahun 1980. Bapak Martin dikenal oleh tetangga dan kerabatnya memiliki sifat humoris yang sangat besar sekali dan rendah hati.

Bapak Martin awal mula hijrah dari kota kelahirannya Tuban ke Tangerang itu sekitar tahun 2002 . Pada saat ia hijrah ke Tangerang, ia memulai berkerja sebagai karyawan pabrik sampai ia memulai usaha sendiri menjadi pengepul limbah plastik. Ia menikahi istrinya pada tahun 1997 , dan akhir nya memiliki putera pertama yang bernama Edi lalu dilanjutkan dengan bungsu yang bernama Anggit. Setelah memiliki dua orang putra, Pak Martin lebih giat lagi bekerja demi menafkahi istri dan anaknya. Pak Martin merupakan tipe orang yang tidak pantang menyerah dan jujur dalam bekerja.Karna menurutnya “ hidup itu endak selamanya enak mas, pasti ada aja masalah yang datang. Mau itu masalah sepele atau masalah yang bener bener serius. Jadi kamu endak boleh pantang menyerah kalo ada masalah yang datang ke kamu. Kamu harus percaya diri dan yakin kalo tuhan pasti selalu nuntun kamu. Sampean juga harus jadi orang yang jujur, entah nanti sampean jadi pejabat, pengusaha atau karyawan kantor. Percuma kalo sampean sukses tapi dengan cara yang endak jujur.” Nasihat itulah yang saya dapat ketika mewawancarai Bapak Martin Plastik ini.

Awal mula ia merantau dari Tuban ke Tangerang pada tahun 2002 itu, niatnya ingin mencari pekerjaan sebagai pegawai pabrik. Setelah bertahun- tahun ia bekerja sebagai pegawai pabrik, ia merasa bosan. Sehingga ia memulai idenya untuk membuat usaha mengepul limbah pastik pada tahung 2006. Awal mula nya ia melihat limbah plastik yang secara membludak ber serakan entah itu di gudang- gudang industry atau tempat lainnya. Lalu ia berfikir, apakah sampah daur ulang tersebut bisa dijadikan uang? Mulai dari situ lah ia mencoba untuk mengepul plastik. Sejak awal pak martin hanya bisa mengambil limbah plastik tersebut dan dijualkan kembali ke perusahaan yang membutuhkan limbah plastik daur ulang tersebut. Namun sekarang ia sudah mampu untuk membeli mesin penggiling plastik sendiri.

Dahulu Pak Martin Bekerja sendiri dalam usaha yang biasa ia akui “pemulung plastik”. Namun sekarang ia mempunyai karyawan yang berjumlah 20 orang untuk membantu nya dalam usaha pengepulan plastik nya ini. Dan ia sangat bersyukur sekali kepada tuhan, karena keberhasilan usahanya ini. Ia dan sang istri bisa melaksanakan ibadah umroh di Mekah. Selain itu juga, hal-hal berupa materi yang ia dapatkan dari usaha pengepulan plastiknya berupa 7 unit mobil truck untuk mengangkut limbah limbah plastik dan 2 unit mobil pribadi.

Dalam usahanya ia sering sekali mendapatkan hambatan entah itu dari pesaing dalam usaha yang sama dibidang limbah plastik ini atau orang orang yang iri dengan keberhasilan dalam usahanya tersebut. Dalam menghadapi pesaing, ia selalu menyikapinya dengan sabar dan meminta perlindungan dari tuhan dengan berdoa. Namun terkadang pesaing tersebut, sampai melakukan sesuatu yang sangat berbahaya bagi Pak Martin dan keluarga. Ia bercerita kepada saya, pernah sesekali gudang dimana ia biasa menyimpan stock plastik entah itu untuk di daur ulang atau dijual kembali sengaja ingin dibakar oleh dua orang pria yang tidak diketahui identitasnya tersebut. Namun atas pertolongan tetangga beliau, api dapat dipadamkan tanpa melahap gudang Pak Martin yang berisikan stock plastik yang akan di jual atau di daur ulang ole beliau.

Ketika di tanya tentang cita- cita yang belum tercapaikan oleh Pak Martin ini apa? Beliau menjawab “ Saya tuh nanti kalau rezeki saya cukup, saya mau menciptakan lapangan kerja yang banyak. Kalo bisa dari sabang sampai merauke ada. Hahahah” ucap ia sesambil tertawa. Dan ketika saya bertanya” apakah menurut bapak sekarang ini bapak itu sebagai pengusaha yang usahanya sukses? “ beliau menjawab “ kalo dibilang sukses sih Alhamdulillah cukup bahkan ngelebihin cukup, tapi saya gaboleh puas disini saja. Saya harus mengejar yang lebih sukses di atas saya. “

Banyak yang dapat saya pelajari ketika saya mewawancarai Bapak Martin pengusaha pengepul plastik yang terbilang sukses usahanya. Pertama, saya dapat mempelajari janganlah menjadi orang yang mudah menyerah dalam menjalani hidup. Kedua, Bukalah pandangan kita terhadap sekitar apa yang bisa dijadikan inovasi dalam membentuk suatu usaha yang menghasilkan uang. Ketiga, jika dalam usaha kita mendapatkan hambatan. Berusahalah untuk berfikiran positif sehingga kita dapat menyelesaikan masalah dengan akhir yang positif juga bagi kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun