Mohon tunggu...
Abi pangestu
Abi pangestu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobisaya berolahraga terutama futsal dan basket

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengapa Sih Anak Muda Mulai Berkurang Ketertarikanya Terhadap Teater Tradisional

4 November 2024   18:36 Diperbarui: 4 November 2024   20:31 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Generasi muda saat ini tampaknya semakin enggan untuk menyaksikan teater tradisional. Fenomena ini dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling terkait.

Pertama, perkembangan teknologi dan media digital telah mengubah cara orang mengakses hiburan. Dengan hadirnya platform streaming, video game, dan media sosial, generasi muda memiliki banyak pilihan hiburan yang lebih interaktif dan menarik. Teater tradisional, yang biasanya mengharuskan penonton hadir secara langsung, dianggap kurang praktis dibandingkan dengan tontonan yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja.

Kedua, perubahan dalam preferensi budaya juga memainkan peran penting. Generasi muda cenderung lebih menyukai konten yang sesuai dengan pengalaman dan gaya hidup mereka. Teater tradisional sering kali dianggap ketinggalan zaman atau tidak relevan dengan isu-isu yang dihadapi oleh generasi ini. Banyak pertunjukan teater tradisional yang tidak mampu menghadirkan tema atau cerita yang resonan dengan generasi muda, sehingga mereka merasa kurang terhubung.

Selanjutnya, faktor pendidikan dan pemahaman juga memengaruhi minat mereka. Banyak generasi muda yang tidak mendapatkan pemahaman yang cukup mengenai nilai dan keindahan teater tradisional dalam pendidikan formal. Ketika mereka tidak dilatih untuk menghargai seni pertunjukan ini, kemungkinan besar mereka tidak akan tertarik untuk menontonnya. Tanpa adanya inisiatif dari sekolah atau institusi seni untuk memperkenalkan teater tradisional dengan cara yang menarik, minat generasi muda semakin menurun.

Di sisi lain, aspek ekonomi juga mempengaruhi. Tiket untuk pertunjukan teater sering kali dianggap mahal oleh generasi muda, terutama jika mereka tidak melihat nilai yang cukup dari pengalaman tersebut. Dengan banyaknya alternatif hiburan yang lebih terjangkau, seperti film atau acara online, teater tradisional sering kali menjadi pilihan terakhir.

Terakhir, kurangnya promosi dan inovasi dalam teater tradisional dapat membuatnya terlihat monoton. Teater yang tidak beradaptasi dengan perkembangan zaman atau yang tidak berusaha untuk menyajikan cerita dengan cara yang lebih menarik cenderung diabaikan. Ketika teater tradisional tidak berinovasi dan tetap terjebak dalam format yang sama, generasi muda akan mencari pengalaman baru di tempat lain.

Dengan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut, penting bagi pelaku seni dan pihak terkait untuk merumuskan strategi yang dapat menarik perhatian generasi muda. Upaya untuk menggabungkan elemen modern dalam teater tradisional atau menggunakan platform digital untuk memperkenalkan seni ini dapat menjadi langkah yang efektif dalam menjaga keberlanjutan teater tradisional di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun