Bahasa Inggris termasuk kedalam pelajaran yang tidak disukai oleh para siswa-siswi, bahkan tidak sedikit yang membencinya. Banyak tanggapan yang datang dari mereka. Komentar yang paling banyak mengatakan bahwa Bahasa Inggris adalah mata pelajaran yang susah. Namun pertanyaannya adalah jika pelajaran tersebut susah, lalu mengapa banyak juga yang suka dengan pelajaran ini, bahkan ahli dalam bidang ini.
Spekulasi tersebut tidak lepas dari pengalaman masa lalu. Pengalaman masa lalu bisa membawa dampak pada masa saat ini. Jika para siswa-siswi saat SD misalnya menerima mata pelajaran ini dengan metode yang salah. Seperti guru yang mengajar dengan menyeramkan sehingga membuat para siswa menjadi tegang, memarahi siswa ketika mendapat nilai jelek atau bahkan yang paling parah adalah memukul mereka karena ketidaktahuan mereka terhadap pelajaran tersebut. Contoh diatas tersebut bisa menjadi faktor anak menjadi benci terhadap Bahasa Inggris atau bahkan pelajaran lain. Padahal sebenarnya seorang guru bisa membuat mata pelajaran ini menjadi menyenangkan didalam kelas atau diluar kelas. Apa yang anak dapatkan dimasa lalu itulah yang bisa mereka persepsikan saat ini bahwa pelajaran bahasa inggris itu susah.
Survei yang saya lakukan di salah satu tempat kursus Bahasa Inggris di kabupaten Jeneponto dengan 33 Responden menyatakan bahwa mereka menyukai sosok guru yang humoris, yang memiliki selera humor yang tinggi. Sosok seperti ini dinilai siswa sangat menyenangkan sehingga proses belajar juga tidak menegangkan dan dapat berjalan dengan baik.
Guru yang baik adalah guru yang bisa membuat peserta didiknya mengerti akan pelajaran yang diajarkan, membuat kelas menjadi menyenangkan, memotivasi mereka. Sehingga, proses pentransferan ilmu bisa berjalan dengan baik. Beberapa guru merasa bangga dengan dirinya karena memberikan nilai rendah kepada para siswanya. Namun disisi lain harusnya guru tersebut malu karena mereka belum sukses membuat siswanya mengerti. Ketika satu metode tidak berhasil dengan baik. Seorang guru baiknya mengganti metode tersebut dengan metode yang kira-kira berguna untuk peserta didiknya. Sehingga, tujuan pembelajaran bisa berjalan dengan baik.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI