Aliran bulir bening itu kering sudah
Menyisakan noda putih serupa kerak
Menahun tak lagi basah
Kerontang pecah retak
Menampung perih jiwa
Sejak lahir hingga berakal
Menjalani pembodohan mental
Menuju karakter hampa
Kisahnya bukan tentang amarah
Pun juga tentang sedih
Ini tentang beratnya langkah
Ketika identitas bergumam lirih
Melayang di putih asap sampah
Beraroma jahat, meski tampak ramah
Terkekeh menghembus hina
Tentang sematan si anak zina
Untaian kata itu mengalun runut
Mengayun cepat menggoyah kesadaran
Menghentikan nadi dari berdenyut
Membuat jarum jam berputar dalam sungkan
Kini masa ditulis lagi dalam hening
Mendefinisikan lagi sejarah
Menasbihkan barunya wajah
Bersama pezina dan orang asing
Kemanapun engkau pergi
Beban itu setia singgah di dada
Hadir setiap pagi menjelma elegi
Mengejek asa yang mulai tiada
Bertahun sudah berlari
Sejarak bumi dan matahari
Menerima sekaligus menegasi
Mencari hakikat diri
Jika tapak kaki ibu menghadirkan surga
Dan nifas adalah pengorbanan sejati
Lalu ke mana hendak berbakti
Manakala dzuriyatmu dipenuhi praduga
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H