Mohon tunggu...
Abioyiq
Abioyiq Mohon Tunggu... Administrasi - Pegendara Masa

Menulis menyalurkan redundansi agar tak menjadi keruntuhan diri

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cintailah Meski Tak Satu

24 September 2019   12:21 Diperbarui: 24 September 2019   12:29 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika engkau singgah di garis batas rasa
Lalu debu sukma bergejolak dalam tarung
Separuh jiwa mendesak mengusung asa
Sebagian lagi menunduk dalam urung

Membuat urat-urat kesadaran bermunculan
Memberi kabar tentang keinginan menyerah
Menyudahi segala peluh dan tetes darah
Lalu menarik tubuhnya dalam pelukan

Tapi tak satupun engkau lakukan
Demi lelaki yang kini bersanding gagah
Melindunginya dari semua resah
Memberinya tatapan masa depan

Meski berjalan mundur adalah kegetiran sendu
Tapi kini engkau hanya punya itu
Sebab Tuhan tahu dan engkau tak tahu
Sebab Tuhan tahu dan engkau akan tahu

Engkau hanyalah musafir Tuhan
Yang singgah di teras batinnya
Bukan lelaki yang mengusungnya
Dan engkau kini tahu lelaki itu pilihan dari Tuhan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun