Mohon tunggu...
Abioyiq
Abioyiq Mohon Tunggu... Administrasi - Pegendara Masa

Menulis menyalurkan redundansi agar tak menjadi keruntuhan diri

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Kehilangan

27 Juli 2018   22:17 Diperbarui: 27 Juli 2018   22:28 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ketika amarah gagah meraja
Membutakan hati serta jiwa
Menguratkan nadi bermunculan
Mengacuhkan logika yang kelelahan

Memanggungkan egoisme secara eksotis
Mengagungkan diri secara individualis
Melangkahi garis kebenaran
Menapaki wilayah kesalahan

Waktu akan mengelusmu dengan perlahan
Menjelaskan semuanya lalu engkau mengerti
Betapa kemenangan ini adalah sebuah kepalsuan
Propaganda hati yang telah mati

Mengertilah kini engkau tentang kehilangan
Yang terbit dari ufuk kesadaran
Menampakkan seringai kekhilafan
Menyuarakan bisik-bisik penyesalan

Memaksamu untuk khidmat dalam keheningan
Menunduk menahan bulir-bulir berjatuhan
Mencipta gerak jiwa dalam kepatuhan
Merapal mantra menjauhkan kehilangan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun