Jempolku membeku dan abai dari perintah
Menolak menekuk dan bergerak
Mengirim sinyal perih dari lidah sendi yang serak
Mengabarkan perihal radang memerah
Sebulan sudah ia menyudut berpucat pasi
Tak sudi angkat bicara meski sekedarnya
Menyesali diri yang tersandera inflamasi
Tiada mengerti tabib mana hendak dijumpainya
Sampai ketika si tua bangka berjanggut putih menegurnya
Hanya tiga kalimat terbit dari lekuk bibirnya
Engkau tengah dikerjai obat-obatan
Untuk apa engkau resah berkelanjutan
Datangi saja di pemilik cawan hangat
Lalu pasrahkan sakitmu agar lenyap terangkat
Ajaib, jempolku setengah patuh
Menekuk dan bergerak meski tak mudah
Menyampaikan kata-kata meski keruh
Perihal radang yang mulai menyudah
Kini ia berkeliaran dengan angkuh di jagad maya
Mencari profil si tua bangka
Membelalak ia tak menyangka
Ternyata si tua bangka setahun yang lalu telah tiada