Mohon tunggu...
Abioyiq
Abioyiq Mohon Tunggu... Administrasi - Pegendara Masa

Menulis menyalurkan redundansi agar tak menjadi keruntuhan diri

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tersandera Inflamasi

27 Maret 2018   11:43 Diperbarui: 27 Maret 2018   11:48 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Jempolku membeku dan abai dari perintah
Menolak menekuk dan bergerak
Mengirim sinyal perih dari lidah sendi yang serak
Mengabarkan perihal radang memerah

Sebulan sudah ia menyudut berpucat pasi
Tak sudi angkat bicara meski sekedarnya
Menyesali diri yang tersandera inflamasi
Tiada mengerti tabib mana hendak dijumpainya

Sampai ketika si tua bangka berjanggut putih menegurnya
Hanya tiga kalimat terbit dari lekuk bibirnya
Engkau tengah dikerjai obat-obatan
Untuk apa engkau resah berkelanjutan
Datangi saja di pemilik cawan hangat
Lalu pasrahkan sakitmu agar lenyap terangkat

Ajaib, jempolku setengah patuh
Menekuk dan bergerak meski tak mudah
Menyampaikan kata-kata meski keruh
Perihal radang yang mulai menyudah

Kini ia berkeliaran dengan angkuh di jagad maya
Mencari profil si tua bangka
Membelalak ia tak menyangka
Ternyata si tua bangka setahun yang lalu telah tiada

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun