Mohon tunggu...
Abioyiq
Abioyiq Mohon Tunggu... Administrasi - Pegendara Masa

Menulis menyalurkan redundansi agar tak menjadi keruntuhan diri

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kisruh Lengan dan Jemari

22 Maret 2018   15:18 Diperbarui: 22 Maret 2018   15:29 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Jemariku merengek mengiba setengah memaksa
Meminta lenganku mengalah sekali ini saja
Dari egoisme kikir otot-otot kekar
Menghalanginya dari meraih telepon pintar

Lagi ia membujuk setengah merajuk
sambil bertanya adakah rugi padamu
Ia hanya  hendak menulis sebuah tajuk
Tentang rindu yang tak jemu-jemu

Berhentilah bersikap munafik ia menghardik
Ia paham dan sangat paham aku menginginkannya
Berhentilah menjadi pengecut ia mendelik
Bagai tak sudi melihat acuh  tuannya

Sudahi saja skenario majikan lemah ini
Adakah kesalahan pada naluri alami
Adakah kesalahan pada jumpa nirkabel ini
Ah sudahlah, sekedar menjawabnya saja tak sanggup lagi

Aku telah memutuskan untuk berhenti
Membiarkan dia berkelana, bertumbuh sendiri
Menyembuhkan segenap luka hati
Merelakannya pergi agar kembali bersinar lagi

Biarkan aku di sini menasihati jemari
Menahan lisan dari bertanya tentang kabarmu
Melarang otot lengan meraih telepon pintar itu
Dan ku lerai seiring waktu kisruh lengan dan jemari

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun