Mohon tunggu...
Abioyiq
Abioyiq Mohon Tunggu... Administrasi - Pegendara Masa

Menulis menyalurkan redundansi agar tak menjadi keruntuhan diri

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bantu Aku Keluar dari Jahanam

21 Maret 2018   10:40 Diperbarui: 21 Maret 2018   10:44 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: pixabay.com

Ingatkah hari ketika kalian meminggirkanku
Hari ketika aku diserbu kebimbangan
Diam kah saja aku di teras sikap kalian
Ataukah pergi menjauh berkendara waktu

Coreng hitam yang kupahat di jantung sistem
Meninggalkan luka basah menahun
Basah bersama sedu sedan syahdu melantun
Meredupkan hati berkulit pekat hitam

Separuh jiwaku merindu
Sebagiannya lagi tak kuat menanggung aib
Kini ruang kesahku perlahan raib
Terkikis tangis sewindu

Waktu membawaku jauh
Hingga ke negeri antah berantah
Entah di mana petunjuk arah
Jiwaku terlalu lama menyimpan sauh

Wahai wajah-wajah tenang
Di manakah ruang maaf terbentang
Demiku singgah dan mendulang tenang
Agar damai hadir dalam terang

Wahai kekasih-kekasih akhirat
Kalian tak kan rela daku lepas terhempas
Ulurkan tanganmu dan pegang erat
Bantu aku keluar dari jahanam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun