Mampukah engkau mengenali kesabaran
Makhluk asing yang malas singgah di ruang jiwa
Meski ia lalu lalang di teras mimpimu sekalipun
Hatta ia melirik dan menggodamu sekilas
Kadang ia menjelma dalam wajah istri
Dalam desah manja anak-anak
Di lengkung lembar merah rupiah kantor
Di aroma pengkhianatan tugas bawahan
Di ruang kolusi abu-abu atasan
Melekat di kain rok pendek gadis sintal penjual rokok
Di layar amoled telepon pintar
Di antara tombol pengendali permainan video
dan di permukaan sajadah Turki mewah
Kadang ia hanyalah tumpukan pakaian kotor
Atau jaring laba-laba di sudut langit-langit
Kaus kaki busuk di atas kasur
dan piring kotor berantakan
Semuanya mengejek lembut kepadamu
Memaknai pertarungan batin
Tentang siapa larut dan siapa mengental
Bertahan atau berhamburan
Kesabaran menghadirkan simbol egoisme
Memiliki awal tapi tiada berakhir
Memaksakan keberadaannya
Padahal seluruh jagad mengusirnya
Kesabaran mengajarkan pengalihan
Agar reda riuh jiwamu
Kesabaran mengajak kepada penyerahan diri
Agar membuncah kerelaanmu
Malam nanti, duduklah dengan khidmat di teras mimpimu
Jangan biarkan lagi ia berlalu
Sajikan hidangan terbaik
Agar sudi ia singgah dan mengenalkan diri
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H