Mohon tunggu...
Abioyiq
Abioyiq Mohon Tunggu... Administrasi - Pegendara Masa

Menulis menyalurkan redundansi agar tak menjadi keruntuhan diri

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menjamu Kesabaran

16 Maret 2018   07:11 Diperbarui: 16 Maret 2018   07:36 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mampukah engkau mengenali kesabaran
Makhluk asing yang malas singgah di ruang jiwa
Meski ia lalu lalang di teras mimpimu sekalipun
Hatta ia melirik dan menggodamu sekilas

Kadang ia menjelma dalam wajah istri
Dalam desah manja anak-anak
Di lengkung lembar merah rupiah kantor
Di aroma pengkhianatan tugas bawahan
Di ruang kolusi abu-abu atasan

Melekat di kain rok pendek gadis sintal penjual rokok
Di layar amoled telepon pintar
Di antara tombol pengendali permainan video
dan di permukaan sajadah Turki mewah

Kadang ia hanyalah tumpukan pakaian kotor
Atau jaring laba-laba di sudut langit-langit
Kaus kaki busuk di atas kasur
dan piring kotor berantakan

Semuanya mengejek lembut kepadamu
Memaknai pertarungan batin
Tentang siapa larut dan siapa mengental
Bertahan atau berhamburan

Kesabaran menghadirkan simbol egoisme
Memiliki awal tapi tiada berakhir
Memaksakan keberadaannya
Padahal seluruh jagad mengusirnya

Kesabaran mengajarkan pengalihan
Agar reda riuh jiwamu
Kesabaran mengajak kepada penyerahan diri
Agar membuncah kerelaanmu

Malam nanti, duduklah dengan khidmat di teras mimpimu
Jangan biarkan lagi ia berlalu
Sajikan hidangan terbaik
Agar sudi ia singgah dan mengenalkan diri

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun