Tidak semua orang memiliki kesempatan untuk bangkit dari kubur
Dari tarikan kematian
Dari tusukan kesepian
Banyak dari mereka terayun dengan pasti menuju musnah
Terhanyut tanpa sanggup menggapai apapun di sekelilingnya
Mati pelan-pelan
Dihantui kesalahan diri
Menahun mendekam lalu berdomisili permanen
Tak satu detikpun lekang kecuali menunjuk-nunjuk menghakimi
Melemahkan asa dan denyut nadi
Tanpa kepastian akan berakhir
Meraba-raba ujung jalan tak berkesudah
Mendengar seksama, tak sedenting nada singgah
Memicing dalam gelap, tak setitik cahaya tertangkap
Di tepian masjid berjongkok memeluk lutut
Di perciki tempias hujan, rambut layu dan kepala tertunduk
Hampir tak berpakaian menantang musim
Meringkuk dingin si pendosa besar
Serpihan jiwa semakin menjauh dari rumah tenangnya
Tanpa arah berkelana
Dihinggapi ketakutan, kengerian
Dalam kalut mencoba lagi menggapai-gapai apa saja
Iba, empati, kesetiakawanan, pertemanan, humor, karir, komunitas, apa saja
 Separuh hatiku di liang lahat
Merintih mengaduh mengibas tanah
Naik ke atas, mencari permukaan
Bangkit dari kubur
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H