Kita dianugerahi mata, mulut dan telinga yang sama. Sama jumlah, juga sama fungsinya. Yang membuat kita berbeda, untuk apa, kapan dan bagaimana kita menggunakannya?
Cerdas, berpengalaman dan ahli di bidangnya. Tak ada yang menyangkal jika tiga predikat tersebut dilekatkan padanya. Dia tempat bertanya ketika yang lain tak bisa menjawabnya. Dia bisa menjelaskan ketika yang lain kebingungan.
Tapi itu dulu, beberapa tahun yang lalu. Yang terjadi kini sudah lain cerita. Satu per satu, orang mulai meninggalkannya. Sebagian ragu, sebagian bahkan tak lagi mempedulikannya. Keberadaannya diabaikan, ketiadaanya terlupakan.
Andai saja dia mau membuka mata, berlaku adil pada mulut dan telinganya, mungkin orang akan tetap mempercayai, menghargai, menghormati sebab kecerdasaan, pengelaman dan keahliannya. Orang tak melulu mau mendengarkan, sesekali ingin didengarkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H