Mohon tunggu...
Nurudin
Nurudin Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

Seorang 'pembaca' yang sedang belajar 'menulis'. Pernah belajar menulis di eramuslim, dan dakwatuna, Penulis buku Remah-Remah Hikmah sebagai Abi Sabila

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dengarkan, Maka Engkau akan Didengar

23 Februari 2018   16:43 Diperbarui: 23 Februari 2018   17:51 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kita dianugerahi mata, mulut dan telinga yang sama. Sama jumlah, juga sama fungsinya. Yang membuat kita berbeda, untuk apa, kapan dan bagaimana kita menggunakannya?

Cerdas, berpengalaman dan ahli di bidangnya. Tak ada yang menyangkal jika tiga predikat tersebut dilekatkan padanya. Dia tempat bertanya ketika yang lain tak bisa menjawabnya. Dia bisa menjelaskan ketika yang lain kebingungan.

Tapi itu dulu, beberapa tahun yang lalu. Yang terjadi kini sudah lain cerita. Satu per satu, orang mulai meninggalkannya. Sebagian ragu, sebagian bahkan tak lagi mempedulikannya. Keberadaannya diabaikan, ketiadaanya terlupakan.

Andai saja dia mau membuka mata, berlaku adil pada mulut dan telinganya, mungkin orang akan tetap mempercayai, menghargai, menghormati sebab kecerdasaan, pengelaman dan keahliannya. Orang tak melulu mau mendengarkan, sesekali ingin didengarkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun