SObat Kompasiana yang selalu semangat
Berturut-turut kita mendapatkan kabar yang menyedihkan dengan terjadinya bom meledak di berbagai tempat. Berawal dari Bom di 3 Gereja di Surabaya, kemudian berlanjut di Lantai 5 Rusunawa sepanjang Taman Sidoarjo. Yang terbaru, hari ini, Senin (14/5/2018) telah terjadi ledakan di Parkir Polrestabes Surabaya. Sudah terlihat videonya, kemungkinan ada korban yang meninggal dunia akibat bom yang diduga dari mobil.
Berikut detik-detik bom meledak
Sungguh kejam dan biadab yang telah melakukan pengeboman, entah itu bom bunuh diri maupun bom yang dipasang sebelumnya. Semuanya merupakan perbuatan biadab yang sangat meresahkan masyarakat. Perbuatan teror sangat membahayakan keamanan dan pertahanan suatu wilayah, maka dari itu perlunya tindakan preventif dan upaya penanggulangan atas kejadian tersebut.
Pelaku Teror jangan dikaitkan dengan Agama yang dianutnya
Ini yang patut kita camkan, bahwa pelaku teror jangan dikaitkan dengan agama yang dia anut, semisal agamanya Islam. Jangan dianggap bahwa ajaran Islam telah membolehkan perbuatan IRHAB atau Teror, karena sejatinya irhab dilarang di dalam Islam. Bagaimana cara untuk mengatasi teror terkandung didalamnya menakut-bakuti, mengancam, meldakkan tempat tinggal dan fasilitas-fasilitas umum yang mana seluruh ulama sepakat bahwa perbuatan tersebut HARAM.
Ketika pelakunya adalah Muslim, maka perbuatannya tidak mewakili apa yang dianutnya, bukan ajarannya yang salah, tapi orangnya yang salah menafsiri ayat-ayat Al Qur'an. Islam mengajarkan kedamaian, kebaikan, membawa rahmat bagi seluruh alam. Mungkin kita pernah mendengar kisah Rasulullah melarang membunuh anak-anak dan perempuan saat terjadinya peperangan. Kalau terjadinya peperangan, jelas masing-masing memang dalam medan laga perang, hal ini tentu sesuatu yang harus dihadapi, membunuh atau dibunuh.
Tetapi, lain lagi dengan di Indonesia, apakah sedang terjadi peperangan ? Negeri yang aman, damai, Baldatun thoyyibatun Wa Robbun Ghofuur dirusak oleh sekelompok orang yang mengatas namakan Islam. Mereka melakukan pembunuhan dengan menewaskan orang lain yang tidak bersalah. Membuat masyarakat takut dan terancam, ini yang mesti menjadi perhatian untuk dianalisa kenapa sampai terjadi hal seperti ini. Berbagai kejadian dari tahun ke tahun, seolah ingin menunjukkan bahwa eksistensi mereka masih ada di Indonesia.
Pemikiran Takfir adalah anak sah Pemikiran Khawarij
Pemikiran Takfir, sebuah pemikiran yang dipahami oleh sebagian orang ini adalah anak yang syah dari pemikiran Khawarij. Khawarij melahirkan Takfiri, lalu Takfiri melahirkan Terorisme. Kejadin yang terjadi, terutama di Indonesia, ini membahayakan, karena mudah menghalalkan darah sesama Muslim. Kejadian tragedi yang mengancam umat dan merusak citra Islam ini sebetulnya berangkat dari pemahaman Khawarij.
Khawarij, sebuah pemikiran yang muncul sejak dahulu dan Rasulullah sudah memberikan rambu-rambu dengan pemikiran tersebut. Mereka orang yang rajin beribadah, membaca Al Qur'an namun tidak memahami dengan apa yang ada di dalam kandungannya. Maka berhati-hatilah dengan pemikiran tersebut.