Kaitannya dengan nyadran apa ? Pecingan akan didapatkan anak-anak ketika ia ikut orang tua untuk nyadran. Tahapannya, orang tua membawa anak datang ke rumah saudara untuk silaturahmi, kemudian ia membawa gula, teh, makanan diserahkan saat nyadran. Lalu, mereka duduk untuk menikmati hidangan dari tuan rumah. Di pertengahan obrolan atau di akhir saat tamu berpamitan, maka tuan rumah biasanya memberikan uang sebagai bentuk pecingan kepada anak-anak yang dibawa bersama tamu tersebut.
Sehingga, beruntung bagi yang nyadran dan sekaligus membawa anaknya. Ibarat, dia mendapatkan hasil kembali uang yang diberikan kepada anaknya. Sebetulnya, ini timbal balik yang tidak perlu untuk dihitung-hitung, berapapun yang diberikan tuan rumah kepada anak jangan dihitung-hitung.
Wah..koq dia ngasihnya segitu, padahal saya bawanya gula, teh, sirup dan sebagainya. Tekor ini...hati-hati dengan ucapan ini, karena hal itu sudah melencengkan budaya "Nyadran" yang tujuan utamanya menyambung silaturahmi. Semestinya, ia berpikir, jangan-jangan yang saya datangi lagi kekurangan uang, namun malah berusaha untuk mendapatkannya sebagai pecingan.
Apapun itu, dengan melestarikan budaya Nyadran, kembalikan kepada niat untuk silaturahmi keluarga, agar hubungan kekerabatan selalu terjalin.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Humaniora Selengkapnya