Mohon tunggu...
WAHID HASIM
WAHID HASIM Mohon Tunggu... Guru - Baca dan baca lalu tulislah

Guru

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Selamatkan Tahun Baru dengan Semangat Baru

3 Januari 2025   06:08 Diperbarui: 3 Januari 2025   06:08 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Refleksi dan Harapan untuk Masa Depan

Menyambut tahun baru Masehi 2025, kita songsong harapan baru dan semangat baru. Banyak sudah kerja, prilaku dan kebiasaan selama setahun terlewati. Pasang surut kesuksesan ataupun kegagalan sudah berlalu. Ada banyak hal yang bisa kita ambil hikmahnya untuk kija jadikan cermin menyongsong harapan tahun depan. Setiap tiba malam tahun baru hampir mayoritas penduduk di belahan dunia merayakannya. Mereka berharap di tahun baru bisa mendapat semangat baru dan kehidupan yang lebih baik di tahun baru. 

Tahun - pedoman penghitungannya ada dua macam. Pertama tahun Gregorian atau Masehi. Tahun Masehi perhitungan didasarkan pada siklus matahari (surya). Satu tahun sama dengan 365 hari (366 hari pada tahun kabisat). Bulannya Januari-Desember. Digunakan secara internasional. Kedua, tahun Lunar (Hijriyah), Penghitungannya berdasarkan siklus bulan. Satu tahun sama dengan 354 hari (lebih pendek dari tahun surya). Kalender yang didasarkan pada bulan biasanya digunakan dalam agama dan budaya, seperti Yahudi, Cina dan Islam. Dalam Islam dikenal kalender Hijriyah, bulannya siawali dari Muharram sampai Syawal. 

Tahun Masehi pada awalnya ditandai dengan  kelahiran Yesus Kristus. Abad kesatu Masehi kalender Romawi masih menggunakan sistem kalender lunar. Baru pada abad keempat Masehi Kaisar Romawi Konstantin I mengadopsi kalender Julian. Pada tahun 1582, Paus Gregorius XIII memperkenalkan kalender Gregorian. Berikutnya pada tahun 1610  kqlender Gregorian mulai diterima oleh negara-negara Katolik. Tradisi perayaan Tahun Baru seperti sekarang mulai berkembang pada abad ketujuh belas, tepatnya tahun 1752 berawal dari Inggris dan koloninya. Rusia dan negara-negara lain mulai mengadopsi kalender Gregorian atau Maaehi tahun 1918.

Sejarah mencatat  tidak ada satupun negara yang mayoritas penduduknya muslim merayakan tahun baru Masehi. Belakangan kenapa tahun Masehi lebih banyak yang merayakannya daripada tahun baru Hijriyah meski di negara - negera yang  didominasi oleh penduduk muslim, seperti di negeri kita tercinta Indonesia ? 

Indonesia, negara dengan mayoritas penduduk Muslim, secara resmi menggunakan kalender Masehi (Gregorian) dalam kegiatan sehari-hari dan administrasi negara. Ada beberapa alasan yang bisa dterima yaitu,  Pertama : kebijakan pemerintah pada tahun 1945, pemerintah Indonesia memutuskan untuk menggunakan kalender Masehi sebagai kalender resmi. Undang-Undang No. 24 Tahun 1992, menentukan kalender Masehi sebagai kalender resmi Indonesia.  Kedua, kesesuaian internasional. Kalender Masehi digunakan secara luas di seluruh dunia, memudahkan komunikasi dan kerja sama internasional. Ketiga, sistem administrasi.  Kalender Masehi lebih mudah digunakan dalam administrasi negara, seperti pengelolaan waktu kerja, liburan, dan kegiatan ekonomi. Termasuk pendidikan. Sistem pendidikan Indonesia mengikuti kurikulum internasional, yang menggunakan kalender Masehi.

Dengan demikian, Indonesia menggunakan kalender Masehi sebagai kalender resm, maka tidak heran seluruh penduduk negeri ini tahunya hanya tahun Masehi dan merayakannya dengan penuh suka cita. Terlepas dari itu semua, satu hal yang diharapkan adalah dengan memasuki  tahun baru  dengan semangat baru akan lebih baik lagi dari tahun - tahun sebelumnya.

Refleksi Tahun Lalu

Tahun baru - moment bercermin pada sejarah masa lalu. Kesalahan apa saja yang sudah kita diperbuat?. Kegagalan apa saja yang sudah kita rasakan?. Atau mungkin kesuksesan dan keberhasilan apa saja yang sudah kita dicapai? Itu semua semua harus dijadikan bahan efaluasi untuk memperbaikinya ditahun yang dihadapi. Songsong tahun depan dengan semangat dan motifasi baru yang lebihSetiap manusia memiliki masa lalu masing - masing. Ada kegagalan dan kesuksesan. yang pasti dilewati. Setiap manusia pasti akan mengalaminya, tapi pasti juga sudah mengenyam manisnya kesuksesan. Keberhasilan yang sudah pernah diraih pada tahun lewat harus dihargai dan disukuri.

Harapan Tahun Baru

Tahun baru menjadi titik awal untuk menetapkan tujuan hidup baru. Tujuan hidup baru ditahun baru diawali dengan refleksi sejarah masa lalu dan memperbaikinya serta meningkatkan keberhasilan yang sudah diapain di masa lalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun