Satu waktu ada seorang anak muda yang bertanya, " dalam Islam, bagaimana status non muslim yang banyak amal kebaikannya. Suka bantu orang yang kesusahan. Kedermawanannya tidak dirgukan lagi, senang menyumbangkan sebagian hartanya ke panti asuhan dan kaum dhuafa. Mensponsori dana untuk kegatau sosial masyarakat lainnya. "Stempel" dermawan melekat pada dirinya. Atas dasar rasa kemanusiaan, dirinya selalu terpanggil untuk selalu menolong sesamanya dengan harta, jiwa bahkan raganya sekalipun rela didermakannya. Apakah orang sebaik ini, dengan segudang amal saleh yang telah dilakukan di dunia bisa mengantarkannya masuk surga?Â
Pertanyaan - pertanyaan semisal yang diajukan oleh kalangan muda sekarang ternyata sudah ketinggalan jauh. Lima belas abad yang lalu peetanyaan yang serupa ini juga pernah ditanyakan oleh sayyidina Siti Aisyah kepada Nabi Muhammad SAW dengan pertanyaan seperti ini. "Wahai Nabi, si fulan itu orangnya dermawan sekali, nyumbang hartanya kesana, kemaru. Lalu, bagaimana statusnya? Apakah masuk surga?". Pertanyaan ini tidak langsung dijawab oleh nabi. Nabi terdiam ketika mendapati pertanyaan Aisyah, kemudian turun lah ayat 23 surat al Furqon sebagai jawabannya, Â "dan kami akan perlihatkan segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan" QS. Al-Furqan: 23
Pada ayat di atas, Allah menjelaskan bahwa orang non muslim (kafir) ketika berbuat baik maka Allah akan membalas (kebaikan itu) ketika di dunia saja. Hal ini juga serupa ketika seseorang melakukan pekerjaan yang berorientasi pada dunia. Maka kata Allah Waqadimna (Kami segerakan) tidak akan ditunda lagi, namun pembalasannya juga ketika di dunia saja. Maka tidak heran pula ketika banyak orang muslim yang bertanya, "Dia non muslim, hidupnya tidak pernah shalat dan menyembah Allah tapi hartanya banyak, melimpah, mampu beli ini dan itu". Ayat ini bisa dijadikan jawaban bagi pertanyaan mereka, bahwa dunia juga adalah salah satu bentuk ujian dari Allah, seperti yang tertera dalam surah Al-Hadid ayat 20 yang menyebutkan bahwa,"dunia hanyalah permainan dan senda gurau, perhiasan dan saling berbangga serta berlomba dalam kekayaan dan keturunan"
Maka jika ditelaah dengan dua ayat tersebut, perumpamaannya, dunia itu ibarat gelas, sedangkan akhirat diibaratkan dengan air. Ketika kita meminta gelas (dunia) maka hanya akan diberikan gelasnya saja. Lain lagi ketika kita meminta air (akhirat) maka akan mendapatakan gelas beserta airnya. Begitulah perumpamaan sederhana anatara keduanya agar kita senantiasa beramal sholeh. Lalu, terkait pertanyaan apakah ada surga bagi orang non muslim yang dermawan seperti mereka? Kita lihat kembali pada surat Al-Furqan ayat 23, yakni dalam firmannya yang berbunyi:
"lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan"
Dari ayat ini kita tahu bahwa semua itu, kebaikan apapun yang dilakukannya tidak akan ada hasilnya nanti di akhirat, semuanya akan Allah jadikan layaknya debu yang berterbangan. Mengapa demikian? Karena memang Allah itu adil, Allah sudah mengganjar semua kebaikan itu dengan berupa kemegahan dan kemewahan ketika di dunia. Bukankah itu sudah cukup untuk membayar semua kebaikan mereka yang hanya diorientasikan pada dunia? Dengan demikian, jawaban atas pertanyaan di atas terjawab sudah, dipastikan tidak ada surga bagi mereka, orang - orang yang tidak memiliki iman.Â
Syarat apa saja yang dapat mengantarkannya masuk ke surga.?. Al Qur'an surat al Baqarah ayat 25 mengabarkan, "wa basysyirillaziina aamanuu wa 'amilush-shoolihaati anna lahum jannaating tajrii min tahtihal-an-haar, kullamaa ruziquu min-haa min samarotir rizqon qooluu haazallazii ruziqnaa min qoblu wa utuu bihii mutasyaabihaa, wa lahum fiihaaa azwaajum muthohharotuw wa hum fiihaa khooliduun"
("Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang beriman dan berbuat kebajikan, bahwa untuk mereka (disediakan) surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Setiap kali mereka diberi rezeki buah-buahan dari surga, mereka berkata, "Inilah rezeki yang diberikan kepada kami dahulu." Mereka telah diberi (buah-buahan) yang serupa. Dan di sana mereka (memperoleh) pasangan-pasangan yang suci. Mereka kekal di dalamnya.")Â
Ayat di atas merekomendaaikan dua hal yang dapat meloloskan manusia ke surga, yaitu iman dan amal soleh. Manusia - selama ada di dalam hatinya keimanan ditambah dengan amal kebaikan bagi sesamanya, baginya disediakan surga kelak di hari akhirat. Orang yang membawa iman meski berlumuran noda dan dosa, tetap ada jatah surga baginya pasca dilebur semua dosa-dosanya.Â
Sebaliknya bagi manusia yang tidak ada iman padanya, maka tak ada kapling surga diperuntukannya, meski ahli mendermakan hartanya untuk kepentingan sosial dan kebaikan-kebaikan lainnya, tetap tak ada tempat baginya di surga.Â
Tafsir Ibnu katsir menjelaskan bahwa Allah menjadikan debu-debu yang berterbangan itu ketika hari kiamat tiba. Di saat Allah menghisab semua amalan hamba-Nya. Maka kemudian Allah memberitahukan kepada mereka (orang kafir) yang dermawan bahwa amal perbuatan mereka tidak akan menolong mereka nantinya. Hal ini dikarenakan tidak memenuhi syarat yang diakui oleh syariat yakni iman. Semoga kita selalu ditetapkan iman dan Islam, amiiin