Entah sejak kapan kota Magelang terkenal sebagai kota Getuk. Padahal toko penjual getuk di Magelang tidak sebanyak penjual getuk goreng di Sokaraja. Ada banyak pilihan getuk Magelang. Anda bisa pilih yang tradisional atau yang sudah dikemas modern. Getuk Magelang punya ciri khas yang beda dengan getuk dari tempat lain. Pertama, getuk Magelang digiling halus dan pulen. Katanya ketela untuk bahan getuk dipesan khusus untuk gethuk. Tidak bisa ketela sembarangan. Ketelanya dipilih yang pulen dan muda. Kedua, getuk Magelang punya tiga warna, yaitu: putih, coklat, dan pink. Ada beberapa variasi, tapi getuk tiga warna ini yang terkenal. Secara pribadi saya lebih suka getuk Magelang yang tradisional, yaitu getuk yang diwariskan dan dibuat oleh keturunannya mBah Ali Gondok. Sekarang sudah turunan ke tiga, beberapa orang (delapan keluarga atau lebih) yang kini juga berjualan getuk. Mereka berjualan di beberapa tempat, ada yang di depan pasar Rejowinangun di dekat lampu bangjo, di kaki lima kios PJKA, dan dulu ada yang di depan dan dalam pasar Rejowingangun. Jadi kalau pingin merasakan getuk Magelang banget mesti ke Pasar dulu. Tidak ada di toko2 penjual oleh2. Saya suka getuk yang masih 'original'. Bentuk getuknya bulat totol2 coklat dan hanya dibuat dari ketela dan gula jawa saja. Rasanya manis gurih dan pulen. Saya ingat sekali dulu Bapak sering membawa oleh2 getuk kalau pulang belanja dari pasar. Getuk yang lain adalah getuk tiga warna. Kita bisa beli satu paket. Satu bungkusnya murah, cuma seribu dua ribu rupiah saja. Selain beli getuk biasanya saya juga beli klepon dan ongol-ongol.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H