Mohon tunggu...
Isroi Isroi
Isroi Isroi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Berbagi Tak Pernah Rugi

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Tips Membeli Oleh-oleh Getuk Magelang

7 Januari 2015   02:26 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:40 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Entah sejak kapan kota Magelang terkenal sebagai kota Getuk. Padahal toko penjual getuk di Magelang tidak sebanyak penjual getuk goreng di Sokaraja. Ada banyak pilihan getuk Magelang. Anda bisa pilih yang tradisional atau yang sudah dikemas modern. Getuk Magelang punya ciri khas yang beda dengan getuk dari tempat lain. Pertama, getuk Magelang digiling halus dan pulen. Katanya ketela untuk bahan getuk dipesan khusus untuk gethuk. Tidak bisa ketela sembarangan. Ketelanya dipilih yang pulen dan muda. Kedua, getuk Magelang punya tiga warna, yaitu: putih, coklat, dan pink. Ada beberapa variasi, tapi getuk tiga warna ini yang terkenal. Secara pribadi saya lebih suka getuk Magelang yang tradisional, yaitu getuk yang diwariskan dan dibuat oleh keturunannya mBah Ali Gondok. Sekarang sudah turunan ke tiga, beberapa orang (delapan keluarga atau lebih) yang kini juga berjualan getuk. Mereka berjualan di beberapa tempat, ada yang di depan pasar Rejowinangun di dekat lampu bangjo, di kaki lima kios PJKA, dan dulu ada yang di depan dan dalam pasar Rejowingangun. Jadi kalau pingin merasakan getuk Magelang banget mesti ke Pasar dulu. Tidak ada di toko2 penjual oleh2. Saya suka getuk yang masih 'original'. Bentuk getuknya bulat totol2 coklat dan hanya dibuat dari ketela dan gula jawa saja. Rasanya manis gurih dan pulen. Saya ingat sekali dulu Bapak sering membawa oleh2 getuk kalau pulang belanja dari pasar. Getuk yang lain adalah getuk tiga warna. Kita bisa beli satu paket. Satu bungkusnya murah, cuma seribu dua ribu rupiah saja. Selain beli getuk biasanya saya juga beli klepon dan ongol-ongol.

[caption id="" align="aligncenter" width="240" caption="Ongol-ongol"]
image
image
[/caption] Salah satu kekurangannya (dan kelebihannya juga) adalah harus segera disantap dan tidak bisa disimpan lama. Kalau beli pagi, dalam waktu kurang dari lima jam sudah mulai berubah rasanya. Maklum tidak pakai pengawet dan kelapanya juga cepat basi. Andaikan mau di bawa ke luar kota, sebaiknya kelapanya dipisah saja. Atau segera masukkan ke kulkas agar bisa bertahan lebih lama. Kekurangan berikutnya adalah tidak tersedia di banyak tempat. Hanya ada di sekitar pasar dan di kampung karet saja. Orang luar kota yang tidak tahu akan kesulitan untuk mendapatkan getuk ini. Selain itu hanya tersedia siang hari saja. Sore hari biasanya sudah tutup. Getuk Magelang yang lebih mudah di dapat adalah getuk tiga warna yang sudah dipotong kecil2 dibungkus plastik dan di kemas dalam kotak. Ada banyak merek dan tersedia hampir di semua toko oleh yang ada di Magelang dan Jogja. [caption id="" align="aligncenter" width="500" caption="Getuk Trio Magelang. Salah satu getuk yang terkenal"]
image
image
[/caption] Beberapa merek yang terkenal adalah Getuk Trio, Getuk Eco, Nyah Week, Marem dan lain-lain. Getuk ini bisa tahan satu hari sampai tiga hari. Getuk Trio yang hanya tahan sehari semalam saja. Katanya sih tidak pakai pengawet. Kalau menurut saya sih mungkin masih pakai pengawet meski hanya sedikit. Soalnya, kalau tampa pengawet sama sekali pasti setengah hari saja sudah basi. Getuk2 yang lain bisa tahan beberapa hari. Mungkin pakai pengawet yang lebih banyak. Kalau Anda ingin membeli oleh2 Getuk Magelang sebaiknya cek dulu tanggal pembuatannya. Pilih yang buatan hari ini agar bisa bertahan lebih lama. Kalau Anda lewat kota Magelang, jangan lupa membeli getuk ya. Monggo.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun