Mohon tunggu...
Isroi Isroi
Isroi Isroi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Berbagi Tak Pernah Rugi

Selanjutnya

Tutup

Nature

Orok-orok Tanaman Antara Kaya Hara

14 Juli 2010   10:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:52 506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu dan Pengalaman dari Petani

Ilmu bisa diperoleh dari mana saja dan siapa saja, kadang-kadang dari sumber yang tidak terduga. Kemarin ketika sedang jalan-jalan di pasar saya bertemu dengan petani. Dia membawa biji-bijian yang belum pernah saya lihat. Saya tergelitik untuk bertanya pada Beliau. "Nopo niku, Pak?" tanya saya. "Niki winih orok-orok", jawabnya. Nama benih yang asing, Orok-orok, kalau orok saya tahu, tapi kalau orok-orok belum tahu. Rasa ingin tahu saya mejadi tergelitik. "Lha...Orok-orok niku kangge nopo, tho?" "Niki kangge lemi, rabuk" Lemi (huruf 'e' dibaca seperti 'e' pada kata lem) atau rabuk atau bahasa indonesianya pupuk, ilmu yang saya geluti. Ngak pernah denger ada rabuk namanya orok-orok. Rasa ingin tahu semakin saya semakin mengebu. Lha wong saya ini berkecimpung di dunia perpupukkan organik, tetapi baru kali ini saya denger ada rabuk dari tanaman orok-orok. Selintas kemudian saya kembali mengorek-ngorek keterangan dari Pak Tani ini tentang orok-orok. Sebuah kearifan lokal yang perlu dicontoh. Semoga ada manfaatnya untuk yang lain, terutama temen-temen yang menanam dengan budidaya organik.

Memanfaatkan Waktu Jeda Atara Musim Tanam

Setelah panen padi, sawah umumnya dibiarkan saja sebelum musim tanam berikutnya. Orang jawa menyebutnya 'bero', lamanya bervariasi, bisa sebulan, satu setengah bulan, atau menunggu musim hujan. Selama 'bero' ini sawah ditumbuhi rumput-rumputan dan gulma-gulma lain. Tanaman yang tidak banyak manfaatnya. Alih-alih ditumbuhi tanaman yang tidak bermanfaat, Pak Tani ini menanami sawah dengan orok-orok. Benih orok-orok disebar di lahan dan dibiarkan tumbuh sendiri. Tanaman ini tumbuh dengan cepat, dalam satu bulan sudah > semeter tingginya. Ketika mau olah tanah, orok-orok ditebang dan biomassanya dibenamkan di sawah untuk jadi rabuk. Semakin lama masa tanamnya, orok-orok tumbuh semakin besar dan biomassa semakin banyak. Artinya rabuknya juga semakin banyak. Menurut saya ini ide yang brilian: menganti tanaman yang kurang bermanfaat dengan tanaman yang bermanfaat.

Harga benih orok-orok sangat murah, jadi biayanya juga sangat murah. Akan tetapi manfaatnya sangat besar jika dibaandingkan dengan biaya yang dikeluarkan. Pak Tani juga menceritakan kalau orok-orok juga biasa dipakai untuk tanaman pagar untuk tanaman cabe, kacang, atau tanaman sayuran lainnya.

Multi Manfaat Orok-orok

Saya hanya mendapatkan benih orok-orok ini, ngak lihat tanamannya sendiri. Tapi dari cerita dan diskripsi pak Tani, saya menduga bahwa orok-orok adalah tanaman fast growing, tumbuh dengan cepat, herbaceus, dan mungkin termasuk tanaman legume yang dapat menambat N. Tanaman herbaceus adalah tanaman yang mudah terdekomposisi. Tanaman ini bisa terkomposkan dengan cepat. Kemungkinan selama masa pengolahan hingga lahan siap ditanami, orok-orok sudah jadi kompos. Seperti yang sudah kita tahu, kompos banyak manfaatnya. Kompos bisa meningkatkan kandungan bahan organik tanah, memperbaiki sifak fisik, kimia, dan biologi tanah. Tanaman legume merupakan tanaman yang bersimbiosis dengan mikroba penambat N. N dari udara diubah menjadi N yang bisa diserap tanaman. Tanaman legume umumnya kaya dengan N. Dengan demikian orok-orok bisa meningkatkan kandungan N tanah. Info orok-orok dari FAO: http://www.fao.org/ag/AGP/AGPC/doc/GBASE/data/pf000475.htm *** Waktu jeda antar musim tanam bisa dimanfaatkan untuk beberpa hal. Kalau diposting sebelumnya saya menyarankan waktu jeda itu digunakan untuk membuat kompos jerami. Jerami sisa panen dibuat kompos. Dengan Promo, kompos bisa dibuat dalam waktu 3-4 minggu. Setelah dapat ilmu baru ini, saya menyarankan untuk menanam orok-orok seperti yang sudah dijelaskan di atas. Saya membayangkan, kalau ini dijalankan oleh petani. Saya rasa daya dukung tanah akan meningkat, mengurani atau bahkan menghilangkan penggunaan pupuk kimia, meningkatkan kualitas dan hasil panen. Wallahu'alam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun