Mohon tunggu...
Isroi Isroi
Isroi Isroi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Berbagi Tak Pernah Rugi

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Nama Saya Dani Penjol dari Spanyol

25 Oktober 2010   14:31 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:06 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dani penjol dari spanyol

Aku, Dani Penjol, Celiene, dan 'Car'-nya Dani Di apartemen ini kami lah yang datang pertama. Saya satu kamar dengan Pak Muslikhin. Hari pertama datang badan penat luar biasa setelah menempuh perjalanan lebih dari 18 jam. Pinginnya langsung glosor aja. Di kamar cuma ada satu tempat tidur ukuran satu orang, untungnya ada kasur tipis extra yang bisa dijadikan alas tidur. Saya pakai kasur itu untuk tepar. Dalam sekejab saya sudah melanglang buana di dunia mimpi. Sedangkan Pak Mus yang belum bisa tidur, karena mesti menunggu kopernya yang tertinggal di KLM Airlines. Pihak KLM janji sore hari mau mengantar ke apartemen, karena itu Pak Mus tetap menjaga mata tetap terbuka. Menjelang sore bel telepon berbunyi. Pak Mus pikir ini dia orang dari KLM. "Hello....!!!!" terdengar suara orang dari luar apartemen. Gedung apartemen pintunya terkunci. Hanya penghuni yang punya kuncinya dan bisa masuk gedung. Kalau ada tamu, dia mesti pencet tombol bel semacam interkom. Kalau tuan rumah pencet tombol telepon maka pintu gerbang akan terbuka. "Hai...Hello..Are Your from the air port?", tanya Pak Mus. "Yes...I am from the air port", jawab orang itu dengan mantap. Lalu tombol telpon dipencet untuk membuka pintu gerbang. Apartemen kami ada di gedung no. 32 lantai tujuh No. 315. Tak berapa lama terdengar lift berhenti di lantai kami. Pak Mus yang dengan kegirangan - dalam pikirannya kopernya bisa segera kembali - segera membuka pintu apartemen. Setelah dibuka, berdiri sesosok manusia asing di depan pintu. Kepalanya lonjong penjol dan plontos. Rambutnya mungkin baru tumbuh kurang dari satu mm. Licin kepalanya. Tingginya sekitar 160-an cm. Cukup pendek untuk ukuran orang eropa. Dia membawa koper besar dan tas. Tapi, bukan tasnya Pak Mus. Dengan wajah penuh ragu, Pak Mus bertanya sekali lagi untuk meyakinkan: "Are You from the air port?" "Yes...yes...I'm from the airport. You not believe me?", dia balik bertanya dengan bahasa Inggris yang sedikit kacau. Wajah Pak Mus semakin ragu, apalagi orangnya tampak tidak meyakinkan. Rupanya orang itu merasa kalau dirinya diragukan. "I have a key...I have a key...You not bilieve me?" katanya sambil menunjukkan kunci untuk meyakinkan. Lalu dia masuk ke dalam apartemen. Rupanya manusia penjol ini adalah sama-sama penghuni baru. Dia menempati kamar nomor 1 yang berada di dekat living room. Lalu dia memperkenalkan diri, "I'am Dani. I am from spain". Kami bicara dengan bahasa Inggris ala kadarnya plus bahasa isyarat manusia purba. BTW, kesan pertama Dani orang yang cukup ramah & senang bicara, meskipun seringkali kita mesti berfikir lima kali sebelum mengetahui apa maksudnya. Kalau habis ngomong dia sering berkata: "You understand me?", sekedar untuk meyakinkan kalau kita sudah tahu apa yang dia katakan. Sore hari, orang KLM yang membawa koper dari bandara baru datang. Dan, Pak Mus dapat istirahat dengan tenang. Malam itu datang satu orang lagi penghuni baru. Seorang perempuan dari Perancis. Sepertinya dia sudah pengalaman, begitu datang langsung masuk apartemen dan mencari kamarnya sendiri. "Hai...My name is Celiene. I'am from France." katanya memperkenalkan diri. Kemudian kami sedikit basa-basi memperkenalkan diri. Hari pertama sudah 3 kamar terisi, tinggal satu kamar, kamar No. 2 yang masih kosong. *** Hari kedua ada yang sedikit aneh waktu saya pulang dari kampus. Di ruang tamu sudah ada trolly supermarket. Di pinggirnya tertulis Hemköp (baca: hemshop). Siapa orang yang bawa-bawa barang ini ke apartemen, pikir saya. Malam hari ketika menyiapkan makan malam, Dani ikut rame-rame di dapur. "You know this?" katanya sambil menunjuk ke trolly yang ada di ruang tamu samping TV. "This is my car", katanya meyakinkan. "Really...????" tanyaku. "Yea...I bring from the supermarket", katanyan dengan bangga. Saya tak habis pikir sama si Dani ini. Baru dua hari datang sudah 'nyolong' trolly. Dia berkata lagi, "I will bring 3 more car here. One I'll put here, one here, and one here. This room will full with my car", kata Dani sedikit bercanda sambil menujuk sudut-sudut ruang.

dani penjol masak
dani penjol masak
Meskipun bahasa inggrisnya sedikit kacau, Dani Penjol suka ngomong. Kami biasa kumpul di dapur, masak makan malam bersama sambil ngobrol ngalor-ngidul. Dani suka masak, kadang-kadang masak kentang goreng, pasta (seperti mie), nasi, ayam. Kalau sedang tak sempat masak Dani hanya makan sepotong roti, yang diisi daging babi mentah (dipotong tipis sekali), plus susu. Jika selesai memasak satu masakan spanyol, dia akan panggil temen-temennya untuk mencicipi masakannya. "People..people came here..!! Come on...taste my food..!!", katanya. Tak jarang dia ketuk semua kamar dan memanggil penghuninya untuk mencicipi masakan. Celine ambil sedikit dan mencobanya, "Hhhmmm...Good...delicious" , katanya. Saya pinginnya nyicipi juga, tapi tidak bisa saya makan masakannya Dani. Dia masak dengan daging ham..alias B2 (babi). "I cannot taste your food, coz I'am fasting to day", hari itu buka puasa jam 9 malam. Jadi bisa jadi alasan untuk tidak makan masakannya Dani. Seminggu kemudian, ketika menuju Loundry Room untuk nyuci baju, Dani masuk dari gerbang gedung apartemen. Dia bawa satu trolly lagi dengan beberapa belanjaan. Gendeng....orang ini... Belanjaannya sebenarnya tidak terlalu banyak, cukup pakai dua kantong plastik besar. Dani penjol lebih milih nyolong trolly lagi. "Oh... my God...!!! You have a new car again, do you?" kataku. "Yeah...my new car...." sahut Dani dengan bangga. Kebetulan apartemen kami tepat di samping Frölunda Torg, semacam pusat perbelanjaan. Di dalam torg ini ada Hensköp, salah satu supermarket terkenal di Göteborg. Jadi kalau mau belanja makanan cukup dekat. Dani Penjol juga punya kebiasaan lain: sedikit malas bangun pagi & selalu telat. Jadwal kuliah biasanya pagi hari jam 8. Jarak apartemen ke Chalmers sekitar 25-30 menit naik tram. Jadi mesti sudah bangun jam 7, dan berangkat keluar rumah paling tidak jam 7:20. Dani Penjol paling susah bangun pagi. Jam tujuh lebih baru bangun. Kalau bangun langsung keluar kamar, cuma pakai celana dalam saja, lari menuju kamar mandi. "I'am late.....I'm late...." katanya. Di kamar mandi cuma basuh muka, gosok gigi ala kadarnya. Pakai baju, ambil tas, langsung keluar menuju halte tram di Frölunda Torg. Jalan setengah lari. Sampai halte Chamlers sudah jam 8 lebih. Dia lari menuju kelas. Suatu pagi dia pernah bicara: "I hate chalmers....I hate chalmers..., aa....aaa...coz the class always at eight a clock", katanya dengan bahasa inggris yang kacau. Paling sebel kalau saya sedang di kamar mandi dan pintu diketok-ketok sama Dani Penjol, karena dia mau buru-buru ke kampus. Itu lah ritual pagi hari Dani Penjol di apartemen No. 315. *** Suatu hari kita sedang masak makan malam bersama-sama di dapur, kami saling tantang siapa yang paling jago masak. "We make international diner", kata Dani menantang. "Ok, we agree. We'll see, who is the winner", kataku. "Okey..We make spanish food, Indonesian food, and france food." sahut Dani lagi. Malam itu kita makan sama-sama di meja besar yang ada di living room. Kami - perwakilan dari Indonesia Raya - masak pecel, ayam goreng dan plus sedikit cabe rawit. Dani masak masakan spanyol, nggak tahu apa namanya. Celine masak pasta, masakan yang paling sering dia masak. Hadir juga Cik Fisal dari Malaysia meramaikan international dinner. Kita panas-panasi Dani untuk makan cabai rawit. "If You are really a man, try this!" kataku sambil memberinya sebuah cabai rawit. Pak Mus memberi contoh, sebuah cabai di makan utuh-utuh. "Okey...", kata Dani sambil makan ujung cabai. "What is the funcking food? It is for woman, not man", kata Dani mengejek. "Dani...look at me! Do like this..! kataku sambil makan sebutir cabai rawit utuh-utuh. "I am a man...!", kataku. Sambil sedikit ragu, dia coba contoh caraku makan cabai. "Come on Dani...proof if you are a man!" sahut kami ramai-ramai memanas-manasi Dani. Dani akhirnya makan cabai dan dikunyahnya. Kami tahu Dani menahan rasa pedas di mulutnya. Dia diam beberapa saat. Wajahnya sedikit memerah. Dia lalu berdiri sambil mengangkat tangan, "I am a man.....!!!!" Lalu dia ambil minum.... "hah...hah....hah...." mulutnya kepanasan. Besok paginya Dani sakit perut...mencret...cret...cret.....cret.....jjjjrrrooootttt.... Itulah kisah roomate kami, Dani Penjol dari Spanyol yang konyol.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun