Mohon tunggu...
Isroi Isroi
Isroi Isroi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Berbagi Tak Pernah Rugi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Di Bogor Cuma Dua Pilihan: Kalau Tidak Macet, Ya Macet Banget

1 September 2015   13:55 Diperbarui: 1 September 2015   14:27 727
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

KEMACETAN YANG TIDAK ADA PILIHAN

Kota Bogor memiliki banyak julukan. Dulu julukan kota Bogor adalah Kota Hujan. Itu dulu..... Sekarang Bogor punya banyak julukan lain: KOTA SEJUTA ANGKOT dan KOTA MACET. Saya yang sudah lumayan lama tinggal di Bogor memang benar-benar merasakan bagaimana tersiksanya dengan kondisi jalan di Kota Bogor ini. Sampai-sampai ada anekdot yang cukup terkenal di kota Bogor; Di Bogor cuma ada dua pilihan: kalau tidak macet ya macet banget.

Saya tinggal di pingiran kota yang jadi langganan kemacetan; Ciomas. Banyak simpul-simpul kemacetan di jalur yang setiap hari saya lewati. Bayangkan saja. Jarak rumah saya dengan kantor hanya 6.8 km (saya hitung pakai speedometer). Kalau saya naik mobil ke kantor, waktu tempuhnya 1:00 - 1:15 menit, kalau saya naik motor waktu tempuhnya 30 - 45 menit, kalau naik angkot waktu tempunya 1:30 menit. Artinya kecepatan kendaraan hanya 6.8 - 13.6 km per jam. Gila kan???!!! Kadang-kadang jalur ini super macet. Pernah saya dari rumah ke kantor naik mobil ditempuh dengan waktu 2 jam lebih. Minggu-minggu ini entah kenapa jalur tempat saya hampir selalu macet parah setiap hari. Celakanya, jalur ini sangat minim jalur alternatif untuk menghindar dari kemacetan. Jika sudah kena macet, tidak ada pilihan lain, kecuali putar balik kembali ke rumah.

Rumah saya ada di Ciomas, dekat dengan kantor kecamatan Ciomas. Ada beberapa simpul kemacetan di jalur ini. Mulai dari yang paling bawah dulu: pertigaan Kretek Ciomas, depan Bukit Asri Ciomas, depan Villa Ciomas, pertigaan pintu ledeng, pertigaan Ciomas Harapan dan SMP PGRI 1, pertigaan Pasir Kuda, pertigaan Gunung Batu, Merdeka sampai depan Station.

Simpul kemacetan yang paling parah adalah, mulai yang paling parah, pertigaan Gunung Batu, kemudian Pertigaan Pasir Kuda dan Pintu Ledeng. Pertigaan Gunung Batu jalannya memang unik. Dari Merdeka turun kemudian naik tajam. Pas di ujung tanjakan ada belokan ke kanan ke arah Dramaga dan ke kiri ke arah Pasir Kuda. Ada anggkot yang lewat jalur ini, yaitu angkot No. 14, No. 5, No. 3 dan No. 2. Angkot yang biasa menjadi biang kerok kemacetan di pertigaan ini. Ada angkot yang ngetem di pertigaan, atau menerobos jalannya orang lain. Jika sudah seperti ini, posisi jalan bisa terkunci. Kendaraan tidak bisa berjalan dari arah mana saja. Karena volume kendaraan (mobil dan motor) yang banyak, dalam waktu sekejab saja sudah menumpuk di ujung. Kelakuan motor yang sering menerobos semakin memperparah kondisi jalan ini. Bener-bener macet total. Orang jalan saja susah untuk lewat. Kemacetan ini juga tidak kenal waktu. Saya pernah pagi-pagi jam 6 pagi kurang, jalan ini sudah macet sekali. Waktu rawan berikutnya adalah ketika jam pulang kerja. Kadang-kadang malam juga pernah macet banget.

TIP MENGHINDAR DARI KEMACETAN DI JALUR MERDEKA-GUNUNG BATU-CIOMAS

Jalur ini juga sedikit sekali jalur alternatifnya. Kalau sudah terjebak di tengah kemacetan akan sangat sulit untuk keluar, pilihannya putar balik lagi ke rumah. Kalau menggunakan motor, masih ada beberapa jalan tikus yang bisa dilewati. Langkah pertama yang untuk menghindar adalah dengan memantau kondisi jalur ini, bisa menggunakan applikasi seperti Google Maps atau Waze, atau mendengarkan radio El Shinta. Informasinya biasanya uptodate. Beberapa tip jika kebetulan Anda melewati jalur ini dan macet. Jika datang dari arah Merdeka, setelah jembatan jika Anda melihat ada kemacetan SEGERA PUTAR BALIK KE ARAH MERDEKA DAN CARI JALAN ALTERNATIF LAIN. Jika sudah naik, akan sulit untuk putar balik. Jika ekor kemacetan sudah sampai di awal tanjakan, bisa dipastikan kemacetan akan berlangsung lama. Minimal waktu tempuhnya kalau naik mobil bisa 30 menit sendiri, parah-parahnya 1 jam. Kalau Anda dari arah Ciomas dan naik mobil, kalau mau ka arah kota bisa berbelok ke arah Pancasan - BTM. Jalur ini juga simpul kemacetan, tapi minimal tidak separah yang di Gunung Batu. Kalau naik motor bisa ambil jalan alternatif melalui Ciomas Harapan - KRR - Pancasan - BTM. Atau bisa juga melalui Villa Biomas ke jalan kecil via Pagentongan dan tembus ke Pasar Babarsari Gunung Batu, baru ambil jalan ke arah Merdeka. Kalau dari arah Dramaga, biasanya lebih lancar. Memang macet, tapi tidak sampai berhenti total.

SIMPUL-SIMPUL KEMACETAN YANG LAIN

Mungkin informasi ini berguna ketika Anda berkunjung ke kota Bogor. Ada beberapa simpul kemacetan yang cukup parah di kota ini:

- Tugu Kujang

- depan BTM

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun