Mohon tunggu...
Isroi Isroi
Isroi Isroi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Berbagi Tak Pernah Rugi

Selanjutnya

Tutup

Money

Cara Sederhana Menguji Kualitas Kohe (Kotoran Hewan) atau Pupuk Kandang

23 Mei 2010   11:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:01 1351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baca juga: Modus penipuan kohe/pukan Artikel ini merupakan lanjutan dari artikel sebelumnya tentang pengujian kualitas kohe (kotoran hewan) dengan cara yang sangat sederhana. Artikel ini saya buat karena keprihatinan saya dengan kualitas kohe yang ada di pasaran saat ini. Banyak sekali kohe yang dicampur dengan tanah atau pasir. Saya berharap artikel ini bisa dijadikan sebagai panduan untuk para pengusaha POG (pupuk organik granul) agar tidak tertipu oleh suplier kohe. Atau para pengepul-pengepul kohe agar tidak ditipu oleh pemasok-pemasoknya. Alat-alat yang dipergunakan (hanya):

  • gelas
  • air
  • sendok

Kebetulan saya sedang di pabrik POG dan ada beberapa suplier kohe yang datang. Mereka membawa beberapa contoh kohe ada juga contoh kompos. Saya menguji kurang lebih 6 contoh yang saya uji. Saya tampilkan di sini satu contoh kohe yang baik dan satu contoh kohe yang banyak campuran tanahnya. Catatan: cara uji ini hanya secara visual saja. Uji yang lebih akurat harus melalui uji laboratorium. Namun, setidaknya uji ini bisa menjadi patokan awal sebelum uji laboratorium.

Kohe yang Bagus

1.Siapkan air yang dimasukkan ke dalam gelas. Pilih gelas yang polos dan jernih.

Sampel kohe, kotoran hewan
Sampel kohe, kotoran hewan
2.Masukkan satu sendok contoh kohe ke dalam air.
Sampel kohe, kotoran hewan
Sampel kohe, kotoran hewan
3.Kohe yang baik akan mengapung dan tidak cepat tenggelam ketika dimasukkan ke dalam air.
Sampel kohe, kotoran hewan
Sampel kohe, kotoran hewan
4.Aduk kohe dengan air.
Sampel kohe, kotoran hewan
Sampel kohe, kotoran hewan
5.Perhatikan air menjadi keruh dan banyak bagian kohe yang melayang atau terapung di dalam air.
Sampel kohe, kotoran hewan
Sampel kohe, kotoran hewan
6.Ketika didiamkan beberapa lama, air tetap keruh dan masih banyak kohe yang mengapung atau melayang. Kondisi ini akan tetap seperti ini selama beberapa lama. Bahkan kalau kohenya bagus sekali, meskipun didiamkan semalaman airnya tetap keruh.
Sampel kohe, kotoran hewan
Sampel kohe, kotoran hewan

Kohe yang Banyak Campuran Tanahnya

Salah satu modus penipuan kohe adalah dengan menambah tanah atau pasir ke dalam kohe. Bahkan jumlahnya tidak tanggung-tanggung. Penambahan tanah ke dalam kohe ini selain untuk meningkatkan keuntungan juga akan menambah berat kohe. Untuk pengusaha POG kerugiannya banyak sekali. Kerugian terbesar adalah kandungan C organik di dalam kohe jadi turun dan akibatnya juga membuat kandungan C organik di dalam POG juga turun drastis. Saya pernah mengujikan kohe yang kandungan C organiknya hanya 8% (gila....bener itu suplier). Catatan: kandungan C organik di dalam POG minimal 12%.

Sampel kohe, kotoran hewan
Sampel kohe, kotoran hewan
Sebenarnya secara fisik/visual, kohe yang banyak campuran tanahnya mudah dikenali. Bentuk fisiknya mirip tanah, meskipun sudah dikeringgkan. Kemudian ketika dipegang terasa berat. Kohe seharusnya ringan, lebih ringan dari tanah, karena BJ (berat jenis) kohe lebih rendah dari BJ tanah. Perhatikan ketika kohe 'abal-abal' ini dimasukkan ke dalam air. 1.Masukkan satu sendok contoh kohe ke dalam air.
Sampel kohe, kotoran hewan
Sampel kohe, kotoran hewan
2.Ketika kohe dimasukkan terlihat banyak kohe yang segera tenggelam. Ini menunjukkan bahwa BJ kohe itu berat dan banyak campuran tanah atau pasir.
Sampel kohe, kotoran hewan
Sampel kohe, kotoran hewan
3.Jika didiamkkan sejenak tanpa diaduk air terlihat lebih jernih.
Sampel kohe, kotoran hewan
Sampel kohe, kotoran hewan
4.Coba airnya diaduk dan didiamkan sejenak. Perhatikan bahwa banyak endapan-endapan yang segera tenggelam. 5.Kalau dilihat lebih dekat, endapan-endapan ini sangat mirip dengan tanah.
Sampel kohe, kotoran hewan
Sampel kohe, kotoran hewan
Sampel kohe, kotoran hewan
Sampel kohe, kotoran hewan
Secara visual kohe ini sudah mirip dengan tanah.

Kompos

Cara ini juga bisa untuk menguji kualitas kompos. Kebetulan pada saat itu ada suplier yang mengirim contoh kompos. Hanya saja sayangnya kompos yang dikirim ukurannya masih besar, belum dikeringkan dan belum dihaluskan. Ciri kompos yang baik secara visual: warnanya hitam atau coklat kehitam-hitaman ketika dipegang terasa ringan meskipun basah

Sampel kohe, kotoran hewan
Sampel kohe, kotoran hewan
Perhatikan uji kompos ini dengan air gelas: 1.Masukkan satu sendok contoh kompos ke dalam air.
Sampel kohe, kotoran hewan
Sampel kohe, kotoran hewan
2.Ketika kompos dimasukkan kompos tidak segera tenggelam ke dalam air.
Sampel kohe, kotoran hewan
Sampel kohe, kotoran hewan
3.Setelah diaduk, air tampak keruh dan sebagian kompos melayang atau terapung.
Sampel kohe, kotoran hewan
Sampel kohe, kotoran hewan
4.Karena contoh kompos ini ukurannya kurang halus, sebagian kompos segera tenggelam ketika didiamkan beberapa saat. Tetapi masih terlihat banyak kompos yang terapung.
Sampel kohe, kotoran hewan
Sampel kohe, kotoran hewan
Agar uji ini lebih akurat, sebaiknya contoh kompos dihaluskan dan dikeringkan. Kompos yang sudah kering sebenarnya sulit dibasahi, Cenderung hidrofobik. Dan kompos akan mengapung di air. Ketika diaduk pun akan sulit basah. Jika sudah diaduk merata sampai, air tetap keruh. Bahkan pernah saya coba sampai dua hari baru airnya tampak agak jernih. *** Saya tidak tahu dengan pasti siapa yang melakukan penipun-penipuan ini. Bisa saja supliernya atau pemasoknya atau bahkan petani-petani/peternak sapinya sendiri. Ketika saya bertanya ke salah satu pemasok kohe, dia bilang kalau dia sendiri yang mengambil contoh-contoh kohe ini dari petani. Menurut saya, kemungkinan petaninya sendiri yang mencampurnya dengan tanah. Pemasok yang lain, ketika dikomplain tentang kualitas kohe kirimannya, akhirnya dia mengaku kalau kohenya dicampur dengan tanah atau lempung yang warnyanya mirip dengan kohe. Nah...lho... Dari sini saya baru mulai bisa memahami, kenapa kualitas POG (khususnya yang subsidi) sebagian besar kurang bagus. Salah satunya dari jeleknya kualtas bahan baku kohe. Padahal dalam POG komposisinya antara 60 – 80%-nya. Banyak petani yang 'kapok' tidak mau menggunakan POG subsidi karena tanamannya jelek.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun