Menjelang dan awal tahun 2014, kesabaran bangsa Indonesia sepertinya diuji dengan berbagai bencana yang datang silih berganti. Dimulai dengan meletusnya gunung Sinabung (di Tanah Karo/Sumatera Utara) yang menyebabkan sebagaian besar masyarakat harus meninggalkan tempat tinggal sekaligus tempat usaha mereka untuk mengungsi dan menghindari ganasnya letusan Gunung Sinabung. Sehingga tak sedikit dari masyarakat yang harus kehilangan mata pencariannya dan harus mengandalkan bantuan dari pemerintah untuk sekedar memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Bencana Sinabung belum tuntas sepertinya tak menyurutkan niat bencana untuk tetap hadir di Indoensia, di Awal 2014 Jakarta dan Manado dihantam Banjir karena guyuran hujan yang turun terus menerus sepanjang bulan Januari. Akibat dari banjir tersebut, banyak yang harus kehilangan harta benda dan juga keluarganya. Tidak cukup sampai disitu, pada 25 Januari 2014, gempa dengan kekuatan 6,5 SR mengguncang Kebumen dan menyebabkan beberapa bangunan roboh dan rusak Parah.
Dari berbagai peristiwa tersebut, muncul berbagai penomena unik di kalangan masyarakat. Salah satunya tanggapan terkait becana tersebut yang memunculkan opini bahwa “Indonesia banyak dosa sehingga Tuhan marah dengan mendatangkan bencana”. Opini tersebut memang tidak ada salahnya justru baik, agar seluruh masyarakat melakukan intropeksi diri dan tidak melulu menyalahkan pemerintah. Akan tetapi, sebagai bangsa yang terdidik tentunya kita ketahui bahwa Indonesia berada di wilayah dan daerah yang rawan bencana alam.
Secara geografis Indonesia terletak di daerah katulistiwa dengan morfologi yang beragam dari daratan sampai pegunungan tinggi yang dipengaruhi oleh adanya aktivitas pergerakan lempeng tektonik aktif di sekitar perairan Indonesia diantaranya adalah lempeng Eurasia, Australia dan lempeng Dasar Samudera Pasifik. Pergerakan lempeng-lempeng tektonik tersebut menyebabkan terbentuknya jalur gempa bumi, rangkaian gunung api aktif serta patahan-patahan geologi yang merupakan zona rawan bencana gempa bumi dan tanah longsor.
Dengan maraknya bencana yang melanda Indonesia menjelang Pemilu 2014, maka perhatian masyarakat khususnya para korban akan terfokus pada bencana yang sedang melanda dan secara tidak langsung mengesampingkan permasalahan pemilu yang tinggal beberapa bulan lagi. Beralihnya fokus tersebut dikhawatirkan akan menurunkan partisipasi politik masyarakat dalam Pemilu sehingga meningkatnya angka golput. Sebagai manusia biasa tentunya kita tidak bisa menolak datangnya bencana, namun kita semua punya andil dalam penyelesaian dan penanganannya, sehingga ancaman-ancaman yang dapat menghambat pemilu dapat teratasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H