Mohon tunggu...
Abimanyu Ardiansyah
Abimanyu Ardiansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UNTAG Surabaya

manusia bakulan cupang biasa dengan pemikiran sederhana miliknya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Lootbox, Taruhan dalam Hiburan

3 Mei 2022   12:02 Diperbarui: 11 Mei 2022   15:27 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Seiring berkembangnya teknologi, terdapat berbagai macam hiburan yang tersedia dan disajikan kepada khalayak, khususnya generasi penerus. Video game merupakan sebuah bentuk permainan elektronik berupa teks maupun gambar, yang dimainkan menggunakan perangkat keras sebagai pengolah. 

Bermain game tentu identik dengan kalangan anak-anak dimana sebuah permainan diciptakan untuk bersenang-senang, bergembira dan menimbulkan kenikmatan. Tidak hanya anak-anak, zaman sekarang video game juga dikonsumsi oleh para remaja hingga dewasa.

Video game tentu saja memiliki berbagai fitur, lootbox salah satunya. Pengguna dapat membeli lootbox didalam game menggunakan uang atau in-game currency, menghasilkan benda secara acak yang bernilai juga secara acak lebih tinggi atau lebih rendah dari nilai uang yang dibayarkan, sehingga fitur ini hanya bergantung pada peruntungan belaka bagi pengguna untuk mendapatkan benda yang diinginkan. 

Lootbox juga secara rancangan ditujukan pada kalangan yang rentan terhadap aspek-aspek adiktif tersebut, yaitu anak-anak dan orang yang candu terhadap perjudian.

Dipasarkan dengan harga rendah tidak menjadikan lootbox akan menguntungkan pengguna. Faktor peruntungan yang mempertaruhkan uang demi sebuah benda yang belum pasti nilainya tidak jauh berbeda dengan sistem judi. 

Mengharapkan sebuah kemenangan besar dengan taruhan kecil tanpa mengetahui kepastian peluang adalah bentuk perjudian. Jika hal seperti ini terus terjadi, kecanduan yang dialami akan berdampak buruk bagi pengguna itu sendiri.

Industri game tentu saja bukan hanya penyaji sebuah hiburan, pastinya perusahaan juga mencari keuntungan demi keberlangsungan produknya. Generasi penerus yang menjadi pengguna video game tentu saja rawan kecanduan akan fitur ini, sama hal nya seperti judi yang membuat candu dan hanya memberikan perasaan nikmat bersifat sementara. 

Menjadi pengguna yang bijak adalah cara mengatasi praktek predatory pada game yang tujuan penggunaanya untuk bersenang-senang dan bergembira.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun