"Sedang apa kau di sini malam-malam begini?". Terdengar suara tanya dari desisan tadi.
Ternyata itu adalah ular besar pemangsa para ayam.
"Aaaaaku Mau pulang, jangan makan aku". Jawab anak ayam dengan nada ketakutan.
"Tidak. Aku tidak akan memakanmu, perutku masih kenyang karena baru saja aku memakan dua ekor tikus. Apakah kau tertinggal indukmu?". Tanya sang ular.
"Iya, tadi aku malah ikut berpesta dulu dengan para kera. Aku sungguh menyesal". Jawab anak ayam sambil menangis.
Mendengar cerita anak ayam itu memunculkan rasa iba dari sang ular sehingga dia berniat mengantarkan anak ayam kembali ke kandangnya.
Namun di satu sisi anak ayam tidak percaya pada sang ular. Mengingat ular adalah musuh alaminya. Di samping itu, induknya selalu menasihatinya untuk selalu waspada pada keadaan dan tidak boleh mudah percaya agar tidak diperdaya.
"Jika kau tidak percaya kepadaku kau boleh pegang batang kayu ini. Aku akan berjalan di depanmu. Jika aku menengok ke belakang, kau boleh memukulku dengan kayu itu". Ucap sang ular sambil meyakinkan karena kasihan.
"Baiklah aku akan mengikutimu. Aku pun akan percaya kepadamu. Tolong antarkan aku pulang". Anak ayam itu menyepakati perkataan sang ular.
Sang ular berjalan di depan anak ayam hingga ke kandang. Sesampainya mereka di kandang, anak ayam meminta maaf kepada induknya dan menyesali perbuatannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H