Mohon tunggu...
Abillia Nissa
Abillia Nissa Mohon Tunggu... Lainnya - POLINES

Saya suka makan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Maraknya Penggunaan QRIS oleh Pedagang Kaki Lima di Sekitar Kampus

17 Oktober 2024   12:00 Diperbarui: 17 Oktober 2024   12:22 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Karena berkembangnya zaman alat pembayaran yang digunakan semakin canggih dan akan semakin mudah digunakan, bukan hanya dengan menggunakan uang tunai saja. Dari sini dapat dilihat semakin beragam aplikasi yang digunakan untuk pembayaran non-tunai via non bank ada Shopeepay, Gopay, Dana, dan Ovo. 

Dan untuk memudahkan pembayaran menggunakan e-money sekarang ada yang dinamakan QRIS yang bisa mengakses aplikasi e-money mana saja. QRIS merupakan alat pembayaran berbasis pada kode QR untuk aplikasi uang elektronik, yang saat ini sedang marak digunakan di kalangan mahasiswa. 

Penggunaan QRIS dianggap mudah dikarenakan satu kode QR bisa digunakan untuk aplikasi uang elektronik mana saja.

Namun, QRIS juga memiliki kekurangan yaitu ada biaya merchant untuk setiap kali transaksi. Dengan adanya biaya tersebut tentunya para pedagang kaki lima juga mempertimbangkan untuk memakai QRIS, walaupun dianggap sebagai pembayaran yang mudah. Bukan hanya dari segi penjual namun dari pembeli biasanya memiliki kesulitan untuk scan kode QR tersebut dan tak jarang tetap menggunakan uang tunai.

Banyak pedagang kaki lima yang membuat QRIS untuk memudahkan mahasiswa di sekitar kampus, dikarenakan banyak mahasiswa yang dari luar kota sehingga uang saku dari transfer orang tua. Pedagang kaki lima disekitar kampus pasti akan menggunakan QRIS seperti penjual cilok, makaroni telur dan es potong. Penggunaan QRIS tentu saja memudahkan mahasiswa kost untuk membeli berbagai macam makanan yang ada di penjual kaki lima. 

Bukan hanya memudahkan tetapi membuat para mahasiswa yang menggunakan e-money tertarik karena tak jarang mereka tidak mau menarik tunai dan dibiarkan di dalam e-money, pastinya para mahasiswa lebih memilih membeli jajanan dari pedagang kaki lima yg menggunakan QRIS, mahasiswa sekarang lebih memilih menggunakan QRIS daripada uang tunai. Sudah jarang bahkan hampir tidak ada penjual kaki lima yang tudak memggunakan QRIS.

Oleh karena itu, para penjual kaki lima di sekitar kampus POLINES banyak yang sudah menggunakan QRIS, karena menyesuaikan para mahasiswa yang banyak menggunakan uang digital dalam kehidupan sehari-harinya. Dengan adanya QRIS para mahasiswa rantau tidak perlu menarik uang tunai terlebih dahulu untuk membeli jajanan di penjual kaki lima. 

Karena biasanya pedagang kaki lima tidak menerima pembayaran melalui e-money,  namun sekarang para pedagang mayoritas menggunakan QRIS. Namun tak jarang juga masih banyak mahasiswa yang menggunakan uang tunai untuk pembayaran. 

Dengan adanya QRIS meminimalisir berbagai kecurangan dalam penggunaan uang tunai contohnya seperti memakai uang palsu untuk pembayaran dan juga dapat mencegah berbagai risiko penyakit dari kuman-kuman yang ada dalam uang tunai tersebut. Penggunaan QRIS juga memberikan kemudahan kepada para pedagang dikarenakan setiap transaksi pasti sudah tercatat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun