Dalam artikel  Pak Ari Indarto, Beliau menulis mengenai sikap Gus Dur dalam memimpin negara yaitu dengan cara humoris dan santai. Hal ini dapat dilihat dari saat pidato beliau sering menggunakan anekdot diantara pidato, dengan cara pidato ini Gusdur dapat menyampaikan sebuah kritikan tetapi tidak terasa seperti kritikan karena penyampaian sopan dan lucu. Serta dengan menggunakan anekdot di dalam pidato, para pendengar akan merasa lebih tertarik karena terdapat unsur humoris  di dalamnya.
Anekdot dapat didefinisikan sebagai suatu kritikan atau sindiran yang dibalut dengan tawa dan canda. Anekdot dapat menjadi suatu alat untuk menyindir orang, dimana orang yang disindir akan merasakannya, sedangkan orang lain akan tertawa karena anekdot dapat menjadi sebuah alat penghibur orang.Â
Gusdur pernah menyampaikan anekdot yaitu "hanya ada tiga polisi jujur di Indonesia: Patung Polisi, Polisi Tidur, dan Jenderal Hoegeng".  Dapat dilihat dari  anekdot tersebut bahwa untuk orang biasa yang membacanya merasa lucu karena polisi-polisi yang dimasukan merupakan nama benda yang ada kata polisi didalamnya, tetapi ada beberapa orang yang merasa tidak seperti polisi karena tidak dimasukan ke dalamnya.
Anekdot merupakan sarana yang dapat digunakan untuk menyindir seseorang atau sebuah lembaga dengan canda dan tawa. Anekdot dapat digunakan bagi orang yang ingin menyindir orang lain tetapi tidak terlihat sebagai orang yang bersifat negatif. Anekdot juga bisa digunakan sebagai sebuah kritik yang menghibur. Meski dari itu kadang ada beberapa orang yang kurang menyukai disindir.
Hal ini dapat kita lihat di dunia nyata dengan anekdot yang sama dengan yang ada di atas, dimana anekdot tersebut membuat seorang warga dari Maluku Utara  dijemput oleh kepolisian setempat untuk meminta klarifikasi. Karena  ia mempostingnya ke media sosialnya sendiri. tetapi ada beberapa orang yang menganggapnya tidak lucu seperti kepolisian setempat. Warga tersebut pun dijemput oleh kepolisian setempat dan meminta klarifikasi oleh warga tersebut.
Anekdot merupakan sebuah alat yang dapat digunakan sebagai sindiran yang menghibur. Meski dari itu kita perlu mengetahui siapa yang kita sindir. Seperti pada kasus diatas, kita perlu berhati-hati dengan orang yang kita sindir sehingga tidak dijemput oleh aparat kepolisian.