Mohon tunggu...
abil
abil Mohon Tunggu... Lainnya - universitas komputer indonesia

a communication student who intersted in communication. In collage, i love interact with others.

Selanjutnya

Tutup

Beauty

Make Up dan Empowerment: Membongkar Hubungan Antara Penampilan dan Self-Esteem

21 September 2024   13:18 Diperbarui: 21 September 2024   13:19 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Makeup bukan hanya sekadar riasan di wajah. Lebih dari itu, makeup telah menjadi bagian integral dari ekspresi diri, identitas, dan bahkan empowerment bagi banyak orang. Meskipun sering dilihat sebagai cara untuk meningkatkan penampilan fisik, makeup memiliki kekuatan yang lebih dalam dalam hal memengaruhi perasaan seseorang terhadap dirinya sendiri.

Makeup telah ada selama ribuan tahun, dan sejak dahulu, manusia telah menggunakan riasan untuk berbagai tujuan, mulai dari ritual keagamaan hingga menunjukkan status sosial. Di era modern, makeup menjadi lebih dari sekadar alat untuk mempercantik diri. Makeup adalah bentuk seni, ekspresi, dan cara untuk mengkomunikasikan identitas pribadi. Dalam budaya yang semakin visual dan digital, penampilan sering kali dianggap sebagai cara untuk memperkenalkan diri kepada dunia.

Banyak individu menggunakan makeup sebagai alat untuk mengekspresikan kepribadian mereka. Pilihan warna, gaya, dan teknik makeup sering kali mencerminkan suasana hati, keyakinan, atau bahkan pernyataan sosial. Seorang wanita mungkin memilih riasan bold dengan lipstik merah untuk tampil percaya diri, sementara yang lain mungkin memilih tampilan natural untuk mencerminkan kesederhanaan dan kenyamanan. Setiap keputusan dalam riasan mencerminkan bagaimana seseorang ingin dilihat dan dipersepsikan oleh dunia luar.

Self-esteem atau harga diri adalah bagaimana seseorang menilai dan menghargai dirinya sendiri. Banyak faktor yang mempengaruhi self-esteem, termasuk penampilan fisik. Makeup, dalam banyak kasus, dapat meningkatkan self-esteem dengan cara memberikan rasa percaya diri lebih pada penampilan seseorang. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang merasa puas dengan penampilan mereka cenderung memiliki self-esteem yang lebih tinggi. Makeup memungkinkan seseorang untuk mengontrol bagaimana mereka ingin dilihat, dan kontrol ini dapat memberikan rasa empowerment.

Namun, hubungan antara makeup dan self-esteem tidak selalu linier. Di satu sisi, makeup bisa menjadi cara bagi seseorang untuk merasa lebih cantik dan percaya diri, tetapi di sisi lain, ketergantungan berlebihan pada makeup bisa menandakan adanya ketidakpuasan terhadap penampilan asli. Penting untuk diingat bahwa makeup harus menjadi pilihan, bukan kewajiban. Ketika makeup digunakan sebagai alat untuk menyembunyikan ketidakpercayaan diri, alih-alih merayakan identitas individu, maka hal tersebut bisa berdampak negatif pada self-esteem.

Banyak orang menganggap makeup sebagai bentuk empowerment, terutama dalam konteks gerakan feminisme modern. Makeup memberikan kebebasan kepada individu untuk menentukan bagaimana mereka ingin tampil dan dirasakan oleh orang lain. Ini merupakan bentuk kontrol atas tubuh dan citra diri yang bisa sangat kuat dalam membangun rasa percaya diri.

Seiring dengan semakin populernya media sosial, makeup juga telah menjadi platform bagi banyak orang untuk berbagi keterampilan, teknik, dan cerita pribadi mereka. Influencer makeup, beauty guru, dan content creator di platform seperti YouTube dan Instagram telah menciptakan komunitas yang inklusif dan memberdayakan. Di sini, makeup tidak hanya dilihat sebagai alat fisik, tetapi juga sebagai medium untuk mendiskusikan isu-isu seperti self-love, penerimaan diri, dan inklusivitas.

Sebagai contoh, gerakan "no-makeup" yang digagas oleh selebriti seperti Alicia Keys menyoroti pentingnya merangkul kecantikan alami. Meskipun demikian, gerakan ini tidak mengecilkan penggunaan makeup, tetapi lebih menekankan pada kebebasan dalam memilih apakah seseorang ingin memakai makeup atau tidak. Pilihan tersebut adalah bentuk empowerment, karena individu diberi kebebasan untuk menentukan apa yang terbaik bagi mereka.

Selain menjadi alat individual untuk empowerment, makeup juga berperan penting dalam representasi di industri kecantikan. Selama bertahun-tahun, standar kecantikan yang sempit dan homogen telah mendominasi industri, sering kali mengecualikan orang-orang dengan warna kulit, bentuk wajah, dan tipe tubuh yang berbeda. Namun, perubahan signifikan telah terjadi dalam beberapa dekade terakhir, dengan semakin banyaknya merek makeup yang merayakan inklusivitas.

Rihanna, dengan peluncuran Fenty Beauty, adalah salah satu contoh tokoh kunci yang mengubah paradigma industri kecantikan. Dengan menghadirkan lebih dari 40 shade foundation yang mencakup berbagai warna kulit, Fenty Beauty mempromosikan gagasan bahwa semua orang berhak merasa cantik dan terwakili. Langkah ini memberikan dampak besar pada self-esteem banyak individu yang sebelumnya merasa terpinggirkan oleh standar kecantikan yang sempit.

Makeup memiliki kekuatan yang jauh lebih besar dari sekadar meningkatkan penampilan fisik. Ia adalah alat untuk mengekspresikan diri, meningkatkan self-esteem, dan memberikan empowerment. Dalam banyak kasus, makeup memberikan kontrol atas cara seseorang menampilkan diri di dunia, yang pada gilirannya meningkatkan rasa percaya diri dan harga diri. Namun, penting untuk menekankan bahwa makeup adalah pilihan, bukan kewajiban. Empowerment sejati datang dari kemampuan untuk memilih apakah seseorang ingin memakai makeup atau tidak, dan untuk merayakan kecantikan dalam segala bentuk dan ekspresinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun