"Giman men menurutmu?" tanya Bani.
"Apanya?"
"Ini video kampanye itu sudah jadi. Coba kau tonton."
"Boleh dong men." Bani kemudian menyerahkan Ipadnya kepada saya dan saya pun menontonnya. Terlihat kecil suara akibat bunyi roda kereta. Saya kemudian memakai hedset untuk menetralkan keadaan.
"Widihh, keren buanget men. Kirim dong?" pintaku.
"Yah, jangan men. Belum saatnya. Entar tanggal 16 aja baru saya lempar," ontal Bani.
"Lah emang kenapa kalai sekarang?" tanyaku lagi akibat tidak puas dengan ontalin Bani tersebut.
"Yah, kan harus ngikut instruksi. Masa ketika kau post duluan dan Setara belum kan, tidal keren jadinya."
"Yaudah deh bigbos, ikut aja instruksimu."
"Ahh, men makan yo." Ajak Bani yang sudah terlihat lapar.
Aku hanya bisa menjawabnya dari bilik jendela kereta dengan menatap bangunan-bangunan lebar di seberang sana.Â