Tak hanya Papeda sebagai kuliner khas orang Maluku. Lumu-lumu sapaan akrabnya, merupakan jenis kuliner yang paling digemari warga Desa Tengah-Tengah, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah.
Lumu-Lumu/Alga Merah atau nama latinnya (Rhodophyta) ini terlihat merah kehitaman, sehingga kerap kali membuat warga Tengah-Tengah tidak cangun-canggun untuk memanennya dikala musim timur. Selain cocok dijadikan santapan keluarga, Lumu-lumu dapat menambah kesan tersendiri bagi siapa saja yang memakannya.
Memang proses untuk memanennya terbilang sulit karena tumbuhan laut itu terletak di atas batu karang pantai yang penuh dengan ancaman ombak besar. Akan tetapi bagi warga Tengah-Tengah menganggapnya sesuatu hal yang biasa saja.
Diceritakan ketika proses panen sudah selesai, ada yang lansung menyantapnya di lokasi memanen. Sebagian juga ada yang membawa pulang untuk santapan rumah bersama keluarga. Widih, kayanya seruh deh.
Menu kuliner lain yang kerap kali menjadi patner Lumu-lumu ialah, Ikan Asap, Suami (makanan khas daerah Buton), Sambal colo-colo, Singkon Rebus dan penggalan kelapa kering. Wah, pasti sedap banget tuh? Makan sambil menikmati desiran ombak dan karang pantai bareng teman-teman, serasa dunia milik kita.
Dikatakan hingga kini Lumu-lumu belum dikemas menarik oleh warga Tengah-Tengah untuk dijadikan sebagai pendapatan ekonomi desa. Paling tidak, ada inisiatif untuk membuat Lumu-lumu punya harga dipasaran dan bersaing dipasar lokal.
Senyata, selain bjsa diolah sebagai bahan makanan. Lumu-lumu bisa dijadikan untuk minuman dan Agar-agar. Bisa juga dijadikan sebagai Skincare pelindung wajah. Inilah potensi nilai ekonominya.
"Nothing Is Imposible" atau "Sesunggunya Sesudah Kesulitan ada Kemudahan"(QS. Al Insyirah:5-6). Bila ada niat dan kemauan membangun potensi ekonomi desa Lumu-lumu bisa diandalkan.
So, untuk kalian pecinta kuliner, saya sarangkan monggo bisa ke desa yang di maksud sembari mencicipinya dan rasakan sensasi lezatnya. Kuliner langkah dan bisa di dapatkan pada bulan ini dan bulan besok. Ayo buruan jangan sampai ketinggalan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H