Mohon tunggu...
Sabri Leurima
Sabri Leurima Mohon Tunggu... Freelancer - Ciputat, Indonesia

Sering Dugem di Kemang Jakarta Selatan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Syarif Alwi Maruapey, Dokter Timnas Indonesia dan Asal Muasal Kisah Hidupnya

19 Juni 2019   09:32 Diperbarui: 19 Juni 2019   09:41 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat ini, Papi sibuk mengembangkan cabang kliniknya dan juga menjadi dokter  di KONI Pusat memegang 4 cabang olah raga ( tinju, sepeda, sepak bola, dan pencak silat ). Papi kini aktif menjadi dokter TIMNAS Sepak Bola Indonesia.

Yang paling fenomenal adalah, di Timnas Indonesia, Papi dijuluki sebagai malaikat kesehatan Timnas. Bagaimana tidak, para pemain Timnas akan berlaga dan tidaknya dilapangan hijau tergantung keputusan Papi. Begitupun ketika mereka sedang cedera. Bisa dibilang salah satu indikator kesuksesan Timnas berkat kerja keras Papi.

Perlu diketahui, ayah dari seorang Papi ternyata merupakan salah satu Pejuang Kemerdekaan Indonesia dari Maluku, Kolonel Drs. M Qasim Maruapey. Ayahnya yang mengawal ketika pertama kali bendera merah putih dikibarkan pada 1947 di Desa Hitu messing, Kec Leihitu,, Kab Maluku Tengah. Walau sejarah terkait cerita demikian terbilang tidak ter-arsip dengan baik.

Ayahnya juga pernah menjadi pimpinan kompi Pasukan terpendam penumpasan gerakan RMS 1950 saat itu dengan pangkat Lettu. Prinsipinya, ayah dari seorang Papi, termasuk nasionalis sejati. Apa yang dilakukan ayahnya sama dengan yang dilakukan Papi, menjadi orang terhebat dimasanya. Mungkin anak-anak dari Papi-pun demikian. Semoga saja rantai inspiratif seperti kisah ini dapat dicernah dengan baik dan menajdikannya sebagai batu loncatan yang bernilai positif.

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun