Dofi adalah murid penurut yang tak takut dijemput walau air mulai surut. Sekolahnya indah dan harum sekali apalagi kalau awan sedang cemberut.Â
Setiap hari dirinya pergi sekolah dengan celana pendek sambil memegangi sepatunya. Sesampai di sungai, dia dengan temannya memanggil pak etek, " pak etek-pak etek antar kami ke seberang" sahut mereka kompak. Sungai itu sebenarnya cetek namun karena memakai seragam merekapun naik ketek, punyanya pak etek.
Sang ketek telah sampai menerbangkan awaknya, dengan berat hati si bocil-bocil ini harus turun untuk belajar. Dofi yang turun akhir langsung bergegas ke kelasnya, sambil menoleh sana-sini ia terpaku dengan om-om kontraktor yang dengan semangatnya membangun jembatan penghubung antar pulau, mungkin karena bonusnya yang besar mengobarkan tenaga mereka.
3 bulan berlalu di suatu pagi bocil-bocil seperti biasa memanggul tas dan berseragam untuk bersekolah. Walaupun jembatan penghubung telah selesai, mereka tetap setia pada pak etek untuk naik ketek ke sekolah. Toh sekolahnya kan banjir, lebih enak naik ketek.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H