Seorang ibu yang bernama Ibu Nuryati berumur 53 tahun memiliki suami yang bernama Toyib berumur 58 tahun. Ibu Nuryati semasa hidupnya bekerja sebagai petani guna mencukupi kebutuhan sehari-harinya, sehingga memperoleh penghasilan hanya dari hasil beliau dalam bertani. Pasangan suami istri ini menempuh pendidikan terakhir di jenjang SD. Keluarga ini tinggal di rumah sendiri dengan panjang 7 m2 dan lebar 5 m2 dengan luas tanah 0,5 hektar yang letaknya di Desa Parit Keladi, Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat. Mereka sudah tinggal di rumah tersebut kurang lebih 20 tahun. Rumah Ibu Nuryati memiliki empat ruang dengan ukuran yang kecil yaitu dua kamar tidur, ruang tamu, dan dapur. Rumah tersebut memiliki dinding rumah yang terbuat dari kayu, atap rumah terbuat dari seng, dan lantai rumah terbuat dari papan. Dalam melakukan aktivitas sehari-hari, Ibu Nuryati menggunakan air hujan yang sudah ditampung di tempayan sebagai air minum dan air parit sebagai sumber air mandi dan cuci. Untuk BAB dilakukan dengan menumpang di WC tetangga. Ibu Nuryati menggunakan gas untuk bahan bakar masak. Penerangan yang ada di rumah Ibu Nuryati berupa lampu listrik yang alirannya bersumber dari listrik tetangga, sehingga Ibu Nuryati harus membayar Rp. 50.000 per bulan kepada tetangga. Puskesmas sebagai tempat berobat Ibu Nuryati dan keluarga dengan menggunakan BPJS. Aset yang dimiliki bu Nuryati ada satu motor yang kurang lebih berumur 10 tahun, satu TV dengan ukuran 14 inch, satu kipas angin dan satu rice cooker.
Ibu Nuryati merupakan penerima bantuan sosial yang sebelumnya pernah menerima BLT (Bantuan Langsung Tunai) saat pandemi covid-19. Akan tetapi, setelah itu BLT diganti menjadi PKH (Program Keluarga Harapan). Beliau menerima PKH sudah selama 3 tahun yang diberikan sebesar Rp. 200.000 per bulan. Lalu, setahun belakangan ini Ibu Nuryati juga menerima bantuan beras 10 kg yang diberikan setiap bulan. Masa-masa sulit pasti pernah dihadapi oleh Ibu Nuryati, beliau melakukan penghematan saat menghadapi masa sulit tersebut. Ibu Nuryati tidak pernah melakukan pinjaman dikarenakan beliau takut apabila tidak bisa membayar pinjaman tersebut. Bantuan sosial yang diterima oleh Ibu Nuryati sangat disyukuri oleh beliau karena sangat membantu dalam memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Bantuan sosial juga dapat membantu segala kekurangan kebutuhan yang dibutuhkan oleh Ibu Nuryati dan keluarga. Ibu Nuryati berharap agar bantuan sosial selalu tepat waktu diberikan.
Wawancara mendalam dan observasi dilaksanakan pada Februari-April 2024.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI