Mohon tunggu...
Abigail Meriah Karina Tarigan
Abigail Meriah Karina Tarigan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Tanjungpura

Halo, saya merupakan mahasiswa semester 5 prodi Ekonomi Pembangunan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Surplus Value dan Dinamika Penindasan Buruh: Pemahaman Mendalam terhadap Konsep Marxian

2 Desember 2023   16:57 Diperbarui: 2 Desember 2023   18:01 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Teori "Surplus Value," yang diuraikan secara mendalam oleh Karl Marx dalam karyanya yang monumental, "Das Kapital," membawa kita ke dalam hakikat ekonomi kapitalis dan dinamika yang terlibat dalam penindasan buruh. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi konsep "Surplus Value" dan bagaimana teori ini mengungkap aspek-aspek penindasan yang terjadi dalam sistem ekonomi kapitalis. Marx menyatakan bahwa pada dasarnya, nilai yang dihasilkan oleh buruh dalam proses produksi melebihi nilai upah yang diterimanya. Ini disebut sebagai "Surplus Value." 

Surplus Value merupakan perbedaan antara nilai barang atau jasa yang dihasilkan oleh buruh dan nilai upah yang mereka terima. Marx menyoroti bahwa pemilik modal (kapitalis) memanfaatkan Surplus Value ini untuk meningkatkan kekayaan mereka sendiri. Penciptaan Surplus Value terjadi dalam dua tahap utama: pertama, buruh dipekerjakan untuk waktu yang cukup untuk menghasilkan nilai setara dengan upah mereka, dan kedua, waktu tambahan digunakan untuk menciptakan nilai ekstra yang menjadi Surplus Value. 

Meskipun buruh dibayar seolah-olah seluruh waktu kerja mereka digunakan untuk menghasilkan upah, sebagian dari waktu tersebut sebenarnya dihabiskan untuk menghasilkan nilai yang lebih besar bagi pemilik modal. Teori "Surplus Value" membawa pemahaman mendalam tentang penindasan buruh dalam sistem kapitalisme. Buruh, sebagai pencipta nilai utama, mendapati diri mereka diperlakukan sebagai faktor produksi semata, dan nilai yang dihasilkan melampaui kompensasi yang mereka terima. 

Pemilik modal, di sisi lain, mendapatkan manfaat maksimal dari upaya dan waktu kerja buruh. Marx menyatakan bahwa penindasan buruh bukan hanya kejadian terisolasi, melainkan bagian dari sistem ekonomi kapitalis. Pemilik modal secara sistemik memanfaatkan perbedaan antara nilai yang dihasilkan oleh buruh dan upah yang mereka terima. Ini menciptakan struktur ekonomi yang didasarkan pada eksploitasi buruh untuk kesejahteraan kapitalis. Dampak dari teori "Surplus Value" tidak hanya dalam konteks ekonomi, melainkan juga menciptakan ketidaksetaraan sosial.

Kehadiran kelas buruh dan kelas pemilik modal menciptakan kesenjangan kekayaan dan kekuasaan. Sementara buruh terus menghadapi ketidakpastian ekonomi, pemilik modal dapat terus meningkatkan kekayaan mereka. Teori "Surplus Value" membentuk dasar pemikiran tentang bagaimana sistem kapitalis dapat mengeksploitasi buruh. Beberapa pandangan mengusulkan alternatif ekonomi yang lebih adil, termasuk berbagai bentuk sosialisme yang menekankan redistribusi kekayaan dan kendali demokratis atas produksi. 

Teori "Surplus Value" oleh Karl Marx memberikan pandangan tajam terhadap dinamika ekonomi kapitalis dan penindasan yang terjadi dalam hubungan antara buruh dan pemilik modal. Pemahaman terhadap konsep ini memicu refleksi mendalam tentang prinsip-prinsip yang membentuk struktur ekonomi dan dampaknya terhadap masyarakat secara keseluruhan. Meskipun teori ini telah memunculkan kritik dan perdebatan, tidak dapat disangkal bahwa konsep "Surplus Value" tetap relevan dalam memahami realitas ekonomi kontemporer.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun