Mohon tunggu...
Sunarno
Sunarno Mohon Tunggu... -

istiqomah dalam berusaha, the best for your life is the best for your family

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tolong Aku Tuhan! Dialog Hamba dan Tuhan

29 Oktober 2011   16:51 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:18 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Tepat pukul 1 pagi seorang anak manusia terjaga dari tidurnya, pikirannya  kacau atas nasib yang menimpa dirinya, Sang hamba dililit hutang yang tak berkesudahan. Sang hamba bangun dari tempat tidurnya,  dengan langkah gontai sang hamba menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu. Setelah selesai berwudhu diambilnya  sejadah yang sudah lusuh dan kumal itu. Dan di pagi buta yang hening dan para insan yang terlelap dari tidurnya, sang hamba mulai mendirikan sholat dan berdo'a.

"Tuhan sampai kapan aku harus menanggung beban yang tidak berkesudahan ini" sang hamba memulai do'anya di malam yang sunyi tersebut. " Aku sudah berusaha keras memeras keringat demi mecukupi kebutuhan keluargaku, tapi mana hasil yang ku dapatkan"  lirih suara yang keluar dari mulutnya. " Tuhan usaha apalagi yang mesti aku lakukan untuk menutupi hutang-hutangku"  suara keluh itu terdengar lagi, "Aku sudah bekerja sesuai aturan yang Engkau tetapkan, tapi kenapa nasibku ini masih tidak berubah sedangkan si Fulan yang kerjanya tidak seberat aku Engkau beri kekayaan yang begitu melimpah"  Air matanya mulai membasahi mukanya yang mulai dipenuhi dengan kerutan-kerutan  tanda beban hidup yang berat diembannya.

"Tuhan tolong lah hambamu yang tidak berdaya  ini" di tengah khusyu'nya dia berdo'a tiba-tiba ada sayup-sayup suara yang datang di telinga si dia. " Hai hambaku aku tahu segala isi hatimu, meskipun tidak engkau ucapkan sahut sang Tuhan. " Mengapa engkau berdo'a seperti itu,  seakan-akan  aku tidak pernah menjawab do'amu" sang Tuhan menghardik sang hamba. " Coba kamu hitung berapa banyak nikmat yang sudah Aku berikan kepadamu, contohnya nikmat hidup yang aku berikan kepadamu" Sang hamba tubuhnya gemetar ketakutan.

"Hai hambaku kalau saja detik ini hutangmu ku hapuskan,  apakah Engkau masih ingat kepadaku, karena aku tahu segala isi hatimu pasti kamu akan kembali ingkar seperti si Fulan yang kuberikan kekayaan yang melimpah". "Tapi aku tahu Engkau hamba yang ta'at dan tidak pernah mengingkariku " Tiba-tiba tubuh sang hamba lulai tergeletak di atas sajadah.  Ternyata sang hamba pingsan hingga esok pagi, sang hamba baru tersadar setelah istrinya membangunkannya. Sang hamba kaget di depan sajadah sudah terdapat setumpuk uang yang tidak sedikit jumlahnya. Ternyata do'a sang hamba di kabulkan oleh Tuhan, dengan mengucapkan rasa syukur sang hamba memeluk istrinya. Kemudian sang hamba menceritakan kejadian yang baru saja dialami.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun