Mohon tunggu...
Abiesa Analistiana
Abiesa Analistiana Mohon Tunggu... Penulis - Student in Kastamonu University

@abisaa_

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Musta PPI Turki 2021 Hadirkan Pemimpin yang Beraksi dalam Masa Krisis

5 Februari 2021   03:38 Diperbarui: 5 Februari 2021   03:46 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Masa pandemi covid-19 adalah masa-masa yang memberikan efek yang sangat besar secara global seperti perubahan-perubahan gaya kehidupan yang drastis, berpengaruh juga pada keadaan-keadaan yang akan datang dengan ketidakpastiannya, kompleksitas keadaan yang dihadapi oleh masyarakat, serta informasi-informasi yang sulit dicerna oleh masyarakat karena terlalu banyak informasi yang beredar. 

Banyak sekali dilema-dilema pengambilan keputusan yang dihadapi oleh masyarakat di masa krisis ini seperti krisis kesehatan, krisis ekonomi, dan krisis sosial. Pada masa-masa krisis seperti ini dibutuhkannya individual-individual pemimpin yang memiliki keinginan memperbaiki keadaan dan mengontrol permasalahan keadaan-keadaan yang krisis ini.

Acara Musta PPI Turki menjadi acara tahunan organisasi PPI Turki pada setiap pergantian periode atau kepengurusan. Pada acara kali ini Musta PPI Turki 2021 diadakan secara online via Zoom oleh PPI Kastamonu dengan webinar yang bertema "Kepemimpinan di Masa Krisis" yang dihadiri oleh 250 lebih peserta baik dari pelajar Indonesia di Turki maupun pelajar Indonesia di Indonesia pada tanggal 4 Februari 2021. Acara ini diadakan atas dasar kebutuhan masyarakat terhadap pemimpin-pemimpin berkualitas yang dapat mengatasi masa-masa krisis pada saat ini.

Acara dibuka dan disambut oleh Duta Besar Indonesia untuk Republik Turki Lalu Muhamad Iqbal dan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Anies Baswedan, lalu webinar yang di moderatori oleh Andriansyah serta diisi oleh 3 pembicara yaitu President of Geneva Council for International Affairs and Development Dr. Nurhayati Ali Assegaf M.Si., M.P., Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Dr. H. Erzaldi Rosman S.E., M.M., dan Pelaksana tugas Asisten Kesejahteraan Rakyat Sekda DKI Jakarta Suharti Ph.D.

"Kepemimpinan adalah proses pengaruh sosial yang mana seseorang dapat meminta bantuan dan dukungan orang lain dalam pencapaian tugas bersama." dan "Setiap orang terlahir sebagai pemimpin." adalah kutipan-kutipan mengenai kepemimpinan dari Dr. Nurhayati Ali Assegaf. Setiap orang memiliki kemampuan dan potensi untuk menjadi pemimpin. 

Individu-individu yang menginginkan keadaan menjadi lebih baik dan lebih terkontrol, masing-masing individu harus bisa menjadi pemimpin untuk dirinya sendiri, teman-temannya, keluarganya, dan lingkungannya agar bantuan dan dukungan dari sekitar dapat disatukan untuk memperbaiki keadaan dapat tercapai. 

Individu-individu yang ingin menjadi pemimpin pada masa krisis ini perlu menjadi seseorang yang memiliki gaya memimpin yang transparan, komunikatif, berani, mampu beradaptasi, memiliki semangat atau keinginan yang kuat, dan selalu bersikap konsisten. Begitulah pesan-pesan dari paparan materi Dr. Nurhayati Ali Assegaf.

Pada paparan materi Suharti Ph.D, beliau menjelaskan secara terperinci tentang keadaan pandemi di Ibu Kota Negara Jakarta yang langsung dapat dilihat di website resminya (corona.jakarta.go.id) dan rencana lanjutannya setelah masa pandemi yakni Urban Health System. Ibu Kota Jakarta yang memiliki 10.5 juta penduduk, lebih dari penduduk adalah penduduk miskin atau rentan, Jakarta juga merupakan pusat perekonomian Indonesia serta berkontribusi sekitar 17% terhadap ekonomi nasional. Hal ini yang menjadi tantangan Pemprov DKI Jakarta untuk menjaga kestabilan perekonomian dan kesehatan rakyat. 

Acuan Pemprov DKI Jakarta untuk pengendalian pandemi dari sisi kesehatan 3T; Testing, Testing, dan Treatment dengan prinsip faktual, urgensi, dan kolaborasi. Sasaran-sasaran kegiatan Pemprov; melindungi kelompok rentan seperti memberikan bantuan tunai untuk warga miskin (2020: Rp 7.3 triliyun) dan perlindungan pada tenaga kesehatan, memperkuat sistem digital seperti memperluas fitur JAKI (Jakarta Kini) dan partisipasi aktif masyarakat untuk melaporkan pelanggaran protokol kesehatan, dan Kolaborasi sosial berskala besar seperti bantuan pangan 143 kolaborator dan pendidikan jarak jauh. 

Pada akhir pemaparan,  komitmen Pemprov DKI Jakarta untuk rencana Urban Health System memanggil untuk berkolaborasi. Kolaborasi ini diharapkan akan ada lebih banyak hal yang bisa dilakukan di Jakarta.

"Pada masa krisis ini semua orang dihadapi dengan banyak ketidakbiasaan dan ketidakpastian" dan "Strategi dan Kolaborasi tidak mungkin terlaksana dengan bekerja sendiri" ujar Dr. H. Erzaldi Rosman dalam pemaparan materinya mengenai bagaimana beliau menjadikan Kepulauan Bangka Belitung termasuk 5 provinsi besar yang sukses mengatasi dan mengurus keadaan krisis ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun