[caption id="attachment_123804" align="alignleft" width="300" caption="Sumber: www.sctv.com"][/caption] Jatuh cinta dapat dialami oleh semua orang. Mulai dari anak-anak yang masih bau kencur, ABG atau remaja, orang dewasa, bahkan kakek atau nenek pernah kita jumpai mengalami perasaan jatuh cinta. Contoh kasusnya paling hot bisa kita baca dalam www.kompas.com hari ini [19/4/2010] bagaimana perilaku seorang Ngadiono [55 tahun] yang rela minum racun tikus karena cintanya ditolak oleh Juminem [51 tahun] seorang janda kampung yang sudah diincarnya selama 1 tahun terakhir. Tragis dan kadang menggelikan bila kita membaca berita seperti itu. Boleh jadi, jatuh cinta merupakan manifestasi dari ciri utama manusia sebagai makhluk sosial yang tidak betah berlama-lama untuk tinggal sendirian. Bisa juga karena kita sebagai manusia adalah makhluk psikologi, dimana pakar psikologi sekelas Abraham Maslow pernah mengatakan bahwa sebagai makhluk psikologi kita juga senantiasa memerlukan cinta-mencintai dan kasih sayang dari orang lain. Lebih hebohnya lagi, ternyata orang yang sedang mengalami sakit mental atau gangguan jiwa atau orang gila jauh lebih mudah untuk mengalami ketertarikan terhadap lawan jenis atau jatuh cinta terhadap lawan jenis yang kerap ditemui-nya di rumah sakit selama pengidap gangguan jiwa tersebut menjalani terapi. Dan, pasien jiwa perempuan kadang-kadang lebih heboh dalam mengungkapkan perasaan cintanya bila dibandingkan dengan pasien jiwa laki-laki. Semasa saya menjalani praktik sebagai seorang mahasiswa kesehatan di rumah sakit jiwa Bandung, seorang pasien jiwa korban pemerkosaan bahkan tidak merasa trauma, justru malah menyatakan cinta-nya kepada saya. Selama 8 tahun saya membimbing mahasiswa praktik di rumah sakit jiwa Bogor, sudah puluhan kali pula pasien-pasien jiwa tersebut menyatakan rasa tertarik-nya atau perasaan jatuh cinta-nya kepada saya. Bahkan, setahun terakhir saya bekerja di Malaysia dan membimbing mahasiswa saya praktik di sebuah rumah sakit jiwa disini, masih saya jumpai pasien-pasine yang menyatakan ketertarikan-nya atau atau perasaan jatuh cinta-nya kepada saya. Padahal sekarang ini saya sudah beristri dan sudah dikarunia 11/2 orang anak, maklum istri sekarang sedang hamil lagi. Hehehe. Bermacam cara dilakukan oleh pasien jiwa untuk mengungkapkan perasaan hati-nya atau perasaan jatuh cinta-nya tersebut. Ada yang main mata, bermanja-manja terhadap saya, mengirim surat atau puisi cinta, memeluk secara tiba-tiba dari belakang, bahkan ada pula yang memaksa untuk dicium atau mencium. Sama persis dengan tingkah pola orang-orang normal yang sedang dimabuk asmara. Hehehe. Biasa-nya untuk menghadapi fans berat yang gangguan jiwa tersebut, saya berikan pengertian melalui komunikasi yang terapeutik dan menjelaskan bahwa saya sedang menjalankan tugas di rumah sakit jiwa serta telah memiliki anak dan sitri. Â Respon mereka ada yang mengerti dan kemudian segera minta maaf serta berjanji merubah perilakunya, biasanya ini dilakukan oleh pasien gangguan jiwa yang sudah tenang. Banyak pula yang terus memaksakan keinginannya sampai akhirnya saya telah menyelesaikan bimbingan mahasiswa di rumah sakit jiwa tersebut, maklum namanya juga orang gila pikiran dan perasaan mereka lebih sering terganggunya dibandingkan dengan normalnya. Hehehe Pasien-pasien yang sering mengalami ketertarikan terhadap lawan jenis-nya atau jatuh cinta terhadap lawan jenis-nya selama menjalani terapi di rumah sakit jiwa, bila diperhatikan biasanya terdiri dari pasien-pasien yang mengalami mood disorder, baik yang unipolar maupun yang bipolar. Biasanya pasien gangguan jiwa dengan mood disorder dengan gejala mania sering mengalami ini. Mereka mudah terangsang secara seksual, mudah emosi, dan salah satunya adalah mudah jatuh cinta. Mau mencoba merasakan dikejar-kejar orang gila karena jatuh cinta terhadap kita? Hehehe.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H