Mohon tunggu...
Abidta Saraswati
Abidta Saraswati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Islam Sultan Agung

Dosen Pengampu: Dr.Hj.Ira Alia Maerani, SH., MH (Dosen Fakultas Hukum Unissula) saya memiliki hobi dalam bidang seni dan budaya yaitu menari dan juga menyanyi, dan dalam bidang olahraga saya menyukai jogging, hal tersebut sangat membantu memberikan kegembiraan disaat saya merasa sedang merasa berantakan dengan keadaan, saya juga memiliki kepribadian yang mungkin dikatakan cukup percaya diri untuk berbicara didepan umum, akan tetapi saya juga akan lebih melatih public speaking saya dikalangan masyarakat untuk bersosialisasi dengan baik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pembunuhan Pendeta Yeremia dan Potret Ketidakadilan di Papua

2 Januari 2025   23:28 Diperbarui: 2 Januari 2025   23:28 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Seorang pendeta di Papua diduga menjadi korban pembunuhan diluar hukum yang dilakukan oleh anggota TNI. Tindakan ini merupakan pelanggaran serius terhadap hak asasi manusia dan harus diusut tuntas. Beliau Bernama Yeremia Zanambani. Pada awalnya, kepolisian ataupun TNI menuding kelompok kriminal bersenjata sebagai pihak yang bertanggung jawab atas peristiwa penembakan tersebut. Akan tetapi, hasil investigasi mendalam menunjukan bahwa pelaku dugaannya adalah oknum anggota dari institusi TNI sendiri. Hasil investigasi Komnas HAM menunjukkan adanya upaya untuk mengaburkan fakta sebenarnya terkait kematian Pendeta Yeremia. Arah tembakan yang acak dan banyaknya lubang tembak pada kendang babi mengindikasi adanya kesengajaan untuk menghilangkan jejak. Tubuhnya penuh luka yang menjadi saksi bisu pembunuhan itu terjadi.

Penembakan terebut benar benar terjadi doleh oknum TNI tanpa adanya keadilan banyak bukti juga yang merujuk bahwa mereka bersalah. Semua orang memiliki hak untuk hidup dengan tentrsm, kasus ini mencerminkan bahwa keamanan dan keadilan di Papua belum berjalan dengan baik. Kasus ini juga mrnjadi cerminan dari kegagalan negarra dalam mengatasi akar permasalahan yang ada di Papua, tentang ketidakadilan, diskriminasi, dan kekerasan struktural. Kematian tragis yang menimpa Pendeta Yeremia Zanambani membuat Sebagian besar mesyaralat Papua merasakan kehilangan. Pelanggaran ini juga termasuk dalam nilai kemanusiaan. Kasus ini menjadi peringatan bahwa perlunya kebersamaan umtul membangun perdamaian dan rekonsiliasi di Papua. Dampak permasalahan ini memicu siklus kekerasan, konflik yang berkepanjangan dan rusaknya kepercayaan yang diberikan kepada apparat Papua.

Penegakkan hukum yang harus dilakukan:

  • Hukum harus ditegakkan secara tegas
  • Sektor keamanan harus ditingkatkan yang lebih ketat dalam Tindakan apparat hukum
  • Pemerintah juga harus membuka ruang untuk memberikan Solusi kedamaian
  • Harus melibatkan peran masyarakat aktif agar kesejahteraan dapat berjalan

Kesimpulannya adalah, mengingat adanya kejadian ini menjadi permasalahan yang sangat kompleks di Papua. Sangat amat diperlukan perubahan dari pemerintah Papua terhadap hak asasi manusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun