metode mengajar dalam Pendidikan Bahasa Indonesia untuk sekolah dasar
(Siti nur khasanah, Abid Khoiruddin, Fajar Wahyu Tri W, Nor Rohmah)
A.Tujuan Pembeljaran Membaca Permulaan
Pembelajaran membaca permulaann diberikan di kelas I dan II. Tujuannya adalah agar siswa memiliki kemampuan memahami dan menyuarakan tulisan dengan intonasi yang wajar.
Tujuan membaca permulaan yang dijelaskan dalam (Depdikbud,1994:4) yaitu agar siswa dapat membaca kata-kata dan kalimat sederhana dengan lancar dan tepat.
B.Macam-macam metode membaca permulaan
Dalam membaca permulaan ada beberapa macam metode yang dapat digunakan . Macam-macam metode tersebut antara lain:
1.Metode Abjad dan Metode bunyi
Metode Abjad dan metode bunyi, menurut Akhadiah merupakan metode-metode yang sudah sangat tua. Dalam penerapannya, kedua metode tersebut sering menggunakan kata-kata lepas. Perbedaan antara metode abjad dan metode bunyi terletak pada pengucapan huruf. Pada metode abjad, huruf diucapkan sebagai abjad (a/,be/,ce/, dan seterusnya), sedangkan pada metode bunyi, huruf diucapkan sesuai dengan bunyinya [a], [b], [c], dan seterusnya.
Contoh: bo-bo → bobo
2.Metode Global
Metode global adalah metode yang melihat segala sesuatu merupakan keseluruhan. Dalam penerapannya, metode ini memperkenalkan kepada siswa beberapa kalimat untuk dibaca. Sesudah siswa dapat membaca kalimat-kalimat itu salah satu diantaranya dikaji, dengan menguraikannya atas kata, suku kata dan huruf-huruf. Sesudah siswa dapat membaca huruf-huruf itu, kemudian huruf-huruf dirangkaikan lagi sehingga terbentuk suku kata, suku-suku menjadi kata, dan kata-kata menjadi kalimat lagi.
3.Metode struktur analitik dan sintetik (SAS)
Dalam pelaksanaannya, metode ini dibagi dalam dua teknik yaitu membaca tanpa buku dan membaca dengan buku.
a.Membaca Tanpa Buku
Tahap membaca tanpa buku merupakan tahap pertama dalam proses pengajaran membaca permulaan. Guru menggunakan alat bantu atau media kecuali buku. Pembelajaran dilaksanakan dengan cara sebagai berikut.
ØMerekam bahasa siswa
Bahasa yang digunakan oleh siswa didalam percakapan mereka, direkam untuk digunakan sebagai bhan bacaan. Karena bahasa yang digunakan sebagai bahan adalah bahasa siswa sendiri maka siswa tidak akan mengalami kesulitan. Pada hari pertama guru menctat kalimat-kalimat yang diucapkan. Kalimat-kalimat ini yang dijadikan pola dasar untuk pembelajaran membaca permulaan.
ØMenampilkan gambar sambil bercerita
Dalam hal ini, guru memperlihatkan gambar kepada siswa, sambil bercerita sesuai dengan gambar tersebut. Kalimat-kalimat yang digunakan guru dalam bercerita digunakan sebagai pola dasar bahan membaca.
Contoh: Guru memperlihatkan gambar seorang anak yang sedang menulis, sambil bercerita, misalnya Ini Adi . adi duduk di kursi. Ia sedang menulis surat dan seterusnya. Kalimat-kalimat guru tersebut ditulis di papan tulis dan digunakan sebagai bahan bacaan.
ØMembaca gambar
Guru menunjukkan sebuah gambar, misalnya gambar seorang perempuan berumur 8 tahun dan gambar tersebut ditempelkan pada suatu papan yang ditulisi kalimat “ini Vita” jika guru menunjuk gambar itu siswa menyebutkan kalimatnya. Demikian dilakukan oleh guru dan iswa dengan beberapa gambar. Dalam hal ini siswa belajar membaca gambar.
b.Membaca Dengan Buku
Setelah siswa mengenal huruf melalui kegiatan membaca tanpa buku, selanjutnya anak dihadapkan pada tulisan dalam buku. Pembelajaran dapat dilakukan melalui kegiatan membaca buku pelajaran, membaca bacaan sederhana yang dipilih guru, dan membaca bacaan yang disusun siswa secara individual maupun kelompok. Pembelajaran dapat dilakukan secara integratif.(PGMI/IV/UTS/IAIN SALATIGA).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H