Mohon tunggu...
Abidin Noor
Abidin Noor Mohon Tunggu... -

BerKarYa, BerKaRYa dan TeRus BerKarYa. Setelah purna tugas berkarya di perusahaan multi nasional maupun nasional.\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Cerita Seorang Dokter Mengenai Dampak Merokok

13 Oktober 2013   15:08 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:35 2941
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Lebih dari 40 tahun lalu, sewaktu saya baru menjadi dokter, saya kedatangan seorang pasien yang datang kepada saya dengan keluhan luka di jari kakinya sudah lama tidak sembuh-sembuh.

Selain lukanya tidak sembuh-sembuh, pasien ini juga mengeluh kesakitan, baik pada waktu berjalan, maupun sedang tidur dimalam hari.

Rasa sakit ini membuatnya susah tidur. Saya memeriksa jari kaki pasien ini. Tampak koreng (ulcus ) yang bernanah, kulit kehitaman.

Saya mengira pasien ini mengalami infeksi biasa pada jari kakinya, karena terantuk batu atau benda tajam di tanah.

Saya berikan obat kompres, antibiotika, obat pengurang sakit, kasa steril dan verban, agar dia bisa mengganti verban sendiri.

Seminggu pasien itu kembali, luka di jari kakinya tidak sembuh-sembuh juga.

Tampak sekali di wajahnya dia menahan nyeri yang terus menerus. Saya melanjutkan terapi bagi pasien ini degan pesan seminggu lagi kembali.

Seminggu kemudian , pasien itu kembali degan luka di kaki dan nyeri yang tidak kunjung sembuh. Akhirnya saya merujuk pasien ini kepada Bapak Guru saya, seorang dokter ahli bedah.

Keesokan harinya, pasien kembali kepada saya dengan membawa hasil diagnosa dari Pak Guru, seorang dokter ahli bedah. Hasil diagnosa pasien tersebut adalah : Buerger Disease. Pak Guru saya merencanakan untuk melakukan pembedahan sympatektomi pada pasien saya ini.

Pasien saya ini adalah perokok berat, lebih dua bungkus sehari selama lebih dari 20 tahun.

Tahun 2010 akhir, waktu saya bertempat tinggal di kota Balikpapan. Sepuluh tahun setelah pensiun dari perusahaan multi nasional.

Pada suatu hari, isteri pemilik rumah yang saya sewa  menemui saya.

“Pak dokter, boleh minta tolong sebentar ?”

“Minta tolong apa, Bu ?”

“Tolong lihat suami saya. Nafasnya sesak,” sahut ibu pemilik rumah.

Saya segera menuju ke ruangan atas, tempat suami ibu pemilik rumah yang saya sewa berada.

Saya jumpai suaminya, berusia sekitar 45 th sedang berjuang mati-matian untuk bernafas.

Saya melihat wajah orang yang kesakitan dan sesak nafas. Sudah ber-hari-hari dia menderita . Badannya kurus, mukanya pucat. Batuknya terus-menerus tidak berhenti. Keringat membasahi bajunya.

Suaminya duduk di tempat tidurnya. Setiap perkataan yang keluar dari mulutnya yang ditujukan terhadap isterinya bernada marah. Yah, siapa yang tidak marah-marah sesak nafas secara terus-manerus, kesakitan dan susah tidur.

Yang saya ketahui suami pemilik rumah itu termasuk perokok berat, Lebih dari 2 bungkus sehari. Dan merokok itu sudah dilakukannya dalam waktu yang lama sekali.

Selintas menurut observasi saya , suami ibu pemilik rumah itu mengalami PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik) Sementara saya hanya bisa memberikan obat bronchodilator, obat batuk, dan menganjurkan untuk membuat foto thorax.

Berdasarkan foto tersebut, saya melihat gambaran Koch Pulmonum pada kedua apex paru-parunya dan paru-parunya emphysematous.

Kata ibu pemilik rumah, suaminya pernah sakit Koch Pulmonum, sudah pernah lama makan obat dan katanya sudah sembuh. Ternyata sekarang kambuh lagi disertai sesak nafas yang hebat.

Saya menganjurkan suami pemilik rumah itu melanjutkan pengobatan anti TB nya, dan saya tidak dapat  berbuat banyak untuk mengatasi sesak nafasnya.

Kemudian saya menjelaskan, “Bu,  rokok telah membuat gelembung, paru-paru Bapak kehilangan elastisitas sehingga susah mengeluarkan udara. Ibaratnya gelembung paru-paru itu sudah “nglowor.”

Bisa Ibu bayangkan, sebuah balon karet, mainan anak-anak, kalau sudah digelembungkan diisi udara 3 hari, lalu dibuka pengikat balon itu, biarkan udara keluar.

Nah, balon itu sekarang tidak  seperti 3 hari lalu sebelum diisi udara.

Kalau 3 hari lalu balon itu berbentuk bulat, elastis, sebelum dikembungkan, sekarang tidak elastis lagi setelah diisi udara 3 hari. sudah molor. Bentuknya nglowor. Selain itu rokok juga membuat penyakit TB suami ibu mudah kambuh lagi.”

Sebelum saya meninggalkan kota Balikpapan, saya berpesan kepada Ibu pemilik rumah untuk terus melanjutkan pengobatannya kepada dokter ahli Paru, dan kalau bisa berhenti merokok.

Dua cerita diatas adalah kejadian nyata yang tidak pernah saya lupakan selama 40 tahun  bekerja sebagai seorang dokter. Kisah nyata yang saya sampaikan diatas sebagai pengantar betapa dahyatnya dampak merokok terhadap kesehatan.

Menurut pendapat saya, barangkali banyak juga diantara yang merokok tidak mengalami masalah kesehatan akibat merokok. Barangkali dulu pernah coba-coba merokok karena ditawari rokok teman. Setelah mengetahui bahayanya rokok bagi kesehatan, kemudian berhenti merokok.

Sudah banyak tulisan-tulisan yang dibuat oleh pakar-pakar kesehatan tentang merokok dan bahayanya bagi kesehatan. Saya lihat di Buway Trans Jakarta banyak ditempelkan poter-poster tentang bahaya merokok bagi kesehatan.

Pemerintah Daerah DKI juga sudah mengeluarkan peraturan dilarang merokok di tempat-tempat umum.

Bahaya merokok sudah jelas dicantumkan dalam setiap bungkus rokok.

Namun masih banyak  yang merokok hingga kini. Anak-anak yang masih remaja yang terpengaruh oleh ajakan teman sekolahnya, mulai coba-coba merokok, hingga akhirnya tidak bisa berhenti merokok hingga kini.

Cerita-cerita diatas juga sebagai pengantar mengenai rokok, yaitu 1). Sejarah Rokok, 2). Zat-zat yang terkandung dalam asap rokok. 3). Penyakit-penyakit yang ditimbulkan akibat merokok. 4). Hidup Sehat Tanpa Rokok.

1. Sejarah Rokok

Pada tahun 1492 Christofer Columbus menemukan benua Amerika

Rombongan penjelajah Spanyol ini untuk pertama kalinya menyaksikan penduduk asli Amerika, bangsa Indian, mempunyai kebiasaan yang aneh menurut para pelaut ini . Bangsa Indian ini mengisap lintingan tembakau. Kebiasaan mengisap tembakau itu mereka lakukan ketika mereka melakukan kegiatan spiritual memuja roh dan dewa mereka.

Selanjutnya, Columbus dan awak kapalnya terpengaruh untuk mencoba mengisap lintingan tembakau tersebut. Lama2 hal ini menjadi kebiasaan.

Ketika Columbus dan awak kapalnya pulang kembali ke Spanyol, mereka memperkenalkan kebiasaan mengisap tembakau ini. Sejak saat itu, lambat laun kalangan bangsawan dan penduduk Eropah mempunyai kebiasaan mengisap lintingan tembakau

Lintingan tembakau yang kemudian kita kenal bernama rokok ini ,ternyata mendatangkan peluang bisnis yg prospektif.

Seabad kemudian, mulai permulaan abad ke 16, bangsa Eropah mulai menanam pohon2 tembakau yang memenuhi berbagai belahan daratan Eropah.

Kebiaaan mengisap rokok terus menyebar ke Denmark, Swedia, dan Slovakia.Kebiasaan ini kemudian juga menyebar ke timur tengah setelah para pedagang Spanyol masuk ke Turki pada abad ke 17

Bagaimana Sejarah Rokok di Indonesia ?

Sekitar th 1880, H. Jamhari memperkenalkan dan kemudian mempopulerkan rokok kretek dengan nama rokok kelobot.

Rokok kelobot merupakan hasil racikan antara rajangan daun tembakau dengan cengkeh, kemudian dibungkus dgn daun jagung kering.

Setelah H Jamhari meninggal dunia pada th 1890, bisnis rokok kelobot semakin menarik minat berbagai kalangan masyarakat di Kudus

Sekitar 1906, M.Nitisemito mulai memperdagangkan rokok dalam kemasan dan mempunyai merek.

Nitisemito mendirikan perusahaan rokok NV Bal Tiga.

Merek Bal Tiga menjadi popular dengan motto : ”DJANGAN LOEPA SAJA POENJA NAMA”

Popularitas Bal Tiga tidak berlangsung lama, pada th 1953 , perusahaan ini bangkrut, karena tidak mampu bersaing didalam iklim kompetisi industry rokok yang sangat ketat.

Industri rokok selanjutnya  di Jawa berkembang sangat pesat. Di Jawa tengah ada pabrik rokok Djambu Bol, Sukun dan Djarum. Di Jawa timur berdiri pabrik rokok terkenal : Bentoel, Gudang Garam dan Sampurna.

Disamping pabrik2 raksasa diatas masih berdiri pula beberapa pabrik rokok kecil yang masih bertahan sampai kini seperti : Menara di Solo, Retjo Pentoeng di Kediri, Pompa di Semarang.

2. Zat-zat yang terkandung dalam asap rokok.

Apabila kita membakar sebatang rokok akan di hasilkan zat-zat sbb:

a). Tar, b). Nikotin, c). Karbonmonoksida, d). Aceton, e). Amonia, f).Arsen, g). Butane, h). Hydrogen Cyanida, i) Methanol, J). Toluene, k). Banzopyrane, l). Cadmium, m). Dibenzacridin, n). Naphtylamin, o). Pyrene, p). Polonium 210,  q). Potasium 40,  r). Radium 226,  s). Thorium 228, t). Urethane,  u).Vinyl Chlorida,  v). Formalin,  w) Formic Acid,  x). Hidrogen Sulfida, y). Nitrous Oxida, z). Pyridine, dan lain-lain.

Ada sekitar 4000 bahan yang kesemuanya BERBAHAYA bagi kesehatan baik yang pengisap rokok atau perokok pasif  masyarakat yang ikut menghisap asap rokok, walaupun dia sendiri tidak merokok seperti anak-anak,  bayi, isteri , teman-teman yang berada dekat dengan seorang perokok atau  tinggal serumah degan perokok.

Racun utama dari asap rokok yang sangat berbahaya bagi kesehatan adalah  Tar, Nikotin dan Karbon Monoksida.

Tar : Carcinogenic =perangsang bagi timbulnya kanker. Nicotin menyebabkan adiksi, kecanduan . Karbon Monooksida menyebabkan Hemoglobin jauh lebih suka berikatan dgn CO, td mau berikatan dgn Oxygen yang kita butuhkan.Daya ikat haemoglobin dgn CO :200kali lebih besar dibanding berikatan dgn Oxygen.

3. Penyakit-penyakit yang ditimbulkan akibat merokok.

a. Kanker Paru

Setiap tahun lebih 100.000 perokok di AS mati karena kanker paru. Rokok menjadi penyebab 90%    terjadinya kanker paru pada laki-laki dan 70% pada perempuan. Kemungkinan terkena kanker paru 10 kali lebih besar dari pada bukan perokok. Jika merokok mulai remaja : 90 kali lebih besar resiko terkena kanker paru. Bila merokok lebih dari sebungkus rokok, resiko terkena kanker 20 kali lebih besar dibanding bukan perokok.

b. Emphysema.

Emphysema menyebabkan pembengkakan dan kerusakan jaringan paru. Paru-paru yang terserang ephysema akhirnya kehilangan kelenturannya. Setiap kali bernafas, akan merasa sakit. Tipis harapan bisa sembuh. Tiap tahun 30.000 orang mati karena emphysema di AS.

Perlahan-lahan emphysema berkembang dan menggerogoti penderita hingga mengalami cacat pernafasan, menghirup nafas yang menyakitkan selama bertahun-tahun. Kematian biasanya disebabkan karena jantung penderita mengalami kelebihan beban.

c. Serangan Jantung.

Merokok meningkatkan risiko kematian karena serangan jantung dan stroke. 180.000 orang meninggal karena penyakit cardiovascular yang disebabkan merokok!!

Laki-laki perokok yang berusia antara 45 – 54 tahun memiliki resiko serangan jantung 3 kali lebih besar dibandingkan dengan  yang tidak merokok. Merokok juga meninggikan resiko kematian bagi yg mudah terkena penyakit arteri coroner.Faktor resiko yg lain : tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, atheroschlerosis , riwayat keluarga memiliki serangan jantung dan stroke.

d. Buerger Disease

Penyakit Buerger adalah penyakit yang menimpa pembuluh darah tangan dan kaki. Dinding pembuluh darah menebal / membengkak, dan hal ini mengakibatkan hambatan pada aliran darah, bisa menyebabkan terbentuknya bekuan darah (blood clot) yang ada di dalam pembuluh darah tsb. Bekuan darah ini mengakibatkan nyeri, kerusakan jaringan , dan bahkan bisa menimbulkan kematian jaringan (gangrene = kematian atau membusuknya jaringan tubuh)

4. Hidup Sehat Tanpa Rokok.
Dalam setahun berhenti merokok, resiko terkena serangan jantung akan berkurang 50% dibanding yg terus merokok.

Lima belas tahun hidup bebas dari rokok, kemungkinan terkena penyakit jantung coroner akan sama kecilnya dgn tidak perokok.

Sebaliknya, jika terus merokok, kemungkinan terkena kanker paru, penyakit jantung , emphysema, bronchitis kronis dll akan meningkat 20 kali lebih besar.

Setelah menyadari bahaya merokok dalam waktu jangka panjang. Nah, bagaimana caranya berhenti merokok?

Ada beberapa caranya untuk berhenti merokok, yaitu :

1. Berhenti mendadak. Hari ini stop merokok sama sekali. Buang semua peralatan merokok, korek api, bungkusan rokok, asbak,hindari bergaul dengan orang yang merokok.Bawalah permen ke-mana-mana sebagai gantinya, ngemut permen saja apabila ada keinginan untuk merokok.

2. Berhenti secara per-lahan-lahan. Sama seperti  waktu memulainya dulu, dimulai dari minta2 teman, kemudian beli sendiri. Mula-mula sebatang rokok sehari, naik jadi 2 batang /sehari dst sehingga jadi 1 pak sehari dan seterusnya menjadi 2 pak sehari.

Jadi pada dasarnya harus ada kemauan yang kuat dari dalam diri sendiri untuk berhenti merokok. Apabila mengalami kesulitan, Anda dapat mencoba minta bantuan juru hypnosis untuk menumbuhkan kemauan keras bagaimana menghentikan kebiasaan merokok.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun